Mohon tunggu...
Rio Rizky
Rio Rizky Mohon Tunggu... -

A man who born in Bandung thirty November 1994, and know want to give a benefit for fellows.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mencari Mr.Hart di New York

17 Januari 2014   01:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore yang sibuk di New York City. Kota yang kata orang tidak pernah tertidur, big apple dan lain-lain. Ya, New York dengan segala isinya memang menggoda setiap tourist terutama pelaku-pelaku bisnis, untuk mencari peruntungan disana.  Kota yang dipenuhi gedung-gedung yang seakan berlomba untuk menjadi yang tertinggi, dan pemenang nya sampai saat ini masih Gedung Empire State (433,2 m) yang terletak di Midtown, Manhattan, New York City.

Sore itu, Wahyu bersama Galang dan Bayu yang baru saja merasakan panasnya New York selama 2 hari, sedang berbincang ria sambil menikmati Cappucino, di salah satu kafe yang terletak di Midtown East. Semakin hangat saja suasana sore itu, dengan sibuknya orang-orang lalu lalang di pedestrian, dan cahaya lampu dari dalam kafe yang semakin mengahatkan, layaknya lampu bohlam yang menghangatkan telur ayam untuk  menetas  di desa. Itulah yang dikatakan Galang, wong deso asal Wonosobo, kota kecil di Jawa Tengah namun dingin luar biasa, sampai-sampai mungkin warganya tidak perlu punya kulkas !

Wahyu terbahak-bahak mendengar apa yang baru saja dikatakan Galang dengan lugunya, sementara Bayu, seperti biasa, bibirnya hanya tersenyum simetris, 2 senti ke kiri-2senti ke kanan. Ya, Bayu adalah seorang yang kalem juga religius. Mereka bukan cuma-cuma, atau sekedar berlibur datang ke New York seperti pelancong pada umumnya, mereka membawa misi ! Ya, misi mencari ayah kandung Bayu.

Bayu merupakan pemuda religius asli Salatiga. Sejak kecil ia tidak pernah merasakan hangatnya rangkulan seorang ayah. Ibunya lah yang sejak Bayu lahir mengurus dia. Ibunya sekarang hidup bahagia di desanya, memang dahulu ibunya pernah bekerja sebagai TKW di negeri Paman Sam. Saat SD, Bayu sering bertanya tentang keberadaan ayahnya, saat itu Ibunya hanya menjawab : "Ayahmu ada di negeri Barat" Bayu yang dulu masih polos, hanya celingak-celinguk tidak mengerti apa itu negeri barat. Sampai ia tumbuh menjadi seorang pemuda yang pintar, dan sukses saat ini sebagai CEO suatu perusahaan swasta di Jakarta. Dia pun pergi mengejar mimpinya yang belum tercapai, yakni melihat ayah kandung nya. Dia pergi ditemani dua sobat nya sejak kuliah dulu, ya Wahyu dan Galang. Dan Bayu mentraktir mereka untuk menemaninya ke New York, kota yang dimana ibunya dulu menjadi TKW. Dengan hanya membawa foto usang 3x4 gambar ayahnya, Bayu membulatkan tekad untuk menemukannya.

Tak ingin membuang waktu, mereka segera beranjak dari kafe itu. Menaiki taksi berwana kuning khas New York, mereka beranjak pergi.Bayu duduk di belakang bersama Galang, Wahyu di kursi depan. Taksi mulai memasuki kawasan Fifth Avenue, Bayu menyeru pak sopir untuk perlahan mengemudikan taksi, ia fokus melihat sekeliling dibalik kaca mobil, siapa tahu ada orang yang sama seperti di foto, Galang dan Wahyu juga melakukan hal yang sama. Sadar usahanya masih nihil, Bayu menghentikan fokusnya, sejenak ia melirik arlojinya, waktu menunjukan pukul 6:10 p.m, Bayu tak pernah meninggalkan shalat 5 waktu, sadar waktu maghrib telah tiba, dia kemudian menyuruh sopir taksi untuk membawa mereka ke kawasan Astoria, dimana disana ada masjid yang bernama Al-Hikmah. Shalat maghrib mereka tunaikan, setelahnya Bayu megadahkan kedua tangannya, kepada yang Dzat Maha Agung agar dipermudah dalam mencari ayah kandungnya. Selesai menunaikan ibadah, Bayu memutuskan untuk kembali ke hotel dan melanjutkan pencarian esok hari, Galang dan Wahyu setuju-setuju saja.

Keesokan harinya, mereka memulai pencarian kembali. Pagi yang indah di kota New York mereka sambut dengan menikmati Starbucks yang berjualan ala kaki lima disana. Energi terkumpul, mereka bergegas melanjutkan misi, kali ini yang mereka tuju adalah Central Park di Manhattan. Karena jarak antara hotel tempat mereka menginap dengan taman itu tidak terlalu jauh, mereka putuskan untuk berjalan kaki saja menuju kesana. Sesampainya di Central Park, mereka kembali fokus melihat orang-orang yang berada di sana, "siapa tahu ada yang mirip" itulah kata-kata yang sering Bayu ucap kepada dua sobatnya. Pukul 2.00 p.m , mereka masih di Central Park. Sudah 6 jam mereka disana sejak 8.00 a.m masih nihil hasil. Dengan penuh kepasrahan Bayu mengatakan kepada dua sobatnya "Jika hari ini tidak ketemu juga, aku putuskan untuk kembali ke Indonesia besok. Tak apa nihil hasil, Insya Allah aku ikhlas, mungkin Tuhan punya cara lain untuk mempertemukan aku dengan ayahku. Sebaiknya sekarang kita ke Astoria, sudah waktu dzuhur" Ujar Bayu. Mereka pun pergi ke Astoria dengan menggunakan taksi lagi. Di dalam taksi, Bayu tersandar lemas sambil menghembuskan nafas penuh kepasrahan. Galang yang ada di sebelahnya hanya sesekali menepuk pundaknya, bermaksud agar dia bersabar menghadapi semua ini. Selama perjalanan, Bayu yang termenung mulai sadar ada yang aneh. Dia lihat kursi taksi, posisi pewangi dan merk pewangi mobil di taksi itu sama seperti taksi yang kemarin sore ia tumpangi dengan kawan-kawanya dari kafe di Midtown. "Lang, ini taksi yang kemarin ya ?" Pertanyaan Bayu mengagetkan Galang yang saat itu sedang ngantuk. "Hah ? Masa sih ? Tau darimana ?" Balas Galang. " Iya, coba lihat posisi pengahrum mobil dan merk nya, aku lihat sama seperti di mobil taksi yang kemarin" Jawab Bayu. Dengan iseng untuk mengobati rasa penasaran, Bayu bertanya kepada pa sopir "Sir, are we ever ridden your taxi before ?" "Really ? yep, Perhaps young man" Balas sang sopir, sambil menoleh kebelakang ke arah Bayu. Alangkah terkejutnya Bayu, ketika sang sopir menoleh dia seperti sekilas melihat wajah yang selama ini dia cari. "Mr. Hart ?!?.. are your name Hart  ?'' tanya Bayu spontan kepada sang sopir. Dan apa kata sang sopir " Yeah, you are great. How can you know my name ? " Balas sang sopir. Bayu saat itu makin terkejut dan terharu, dengan penuh rasa haru dia menjawab "Because you are my dad.." Mendengar itu sang sopir taksi, langsung meminggirkan mobilnya, dan berhenti. Dia lalu menatap Bayu, Galang dan Wahyu yang ada di situ tercengang penuh pertanyaan. "Are you have Mom, named Kartini young man ?" Tanya sopir itu lebih serius. "Yes.. My Mom Kartini, from Salatiga, Indonesia, I come to New York to find my dad" Jawab Bayu. Sang sopir taksi bergelimang air mata mendengar jawaban Bayu, dia segera memeluk Bayu.. "Me... I'm your father you looking for.." Sambil tersedu-sedu, Bayu segera merapatkan pelukannya lebih erat dan menangis. "Where have you been dad ? I really miss you" Ujar Bayu sambil menangis. "I'm so sorry son, it's my fault" Ujar Mr.Hart.

Keesokan harinya, Bayu,Galang dan Wahyu kembali ke Indonesia, Mr.Hart ayah Bayu, yang diajak Bayu untuk ikut ke Indonesia tidak ingin menolaknya, karena tak ingin kehilangan moment lagi bersama anak tercintanya. Mereka pulang dengan bahagia ke tanah air, Mr.Hart memutuskan jadi WNI dan rujuk kembali dengan Kartini ibunda Bayu,istri lamanya. Dia tinggal di Salatiga bersama istrinya, di rumah yang dibelikan Bayu untuk mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun