Mohon tunggu...
Zulkifli SPdI
Zulkifli SPdI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok

Hidup akan benilai dengan amal, manusia akan berharga dengan kemanfaatannya bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Daring, Luring Mesti Garing

9 Juli 2020   12:30 Diperbarui: 9 Juli 2020   12:33 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Adanya pandemi Covid-19 ini membuat semua sektor terkena dampaknya. Baik sektor kesehatan, ekonomi, pariwisata, keagamaan maupun sektor pendidikan. Dampak yang luar biasa sangat dirasakan di dunia pendidikan. Hal ini bisa terlihat dari berbagai hal. Diantaranya  proses kelulusan siswa tanpa melalui ujian nasional sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Begitu juga dengan proses belajar mengajar itu sendiri. Selama ini pembelajran dilakukan dengan cara tatap muka. Sekarang dengan adanya pandemi ini, maka proses itu mesti dilaksanakan secara daring, luring maupun kombinasi dari keduanya.

Setelah keluarnya Surat Edaran Bupati Solok No. 420/907/DISDIKPORA-2020 tentang penyelenggaraan pembelajaran pada tahun pelajaran 2020/2021 di masa pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19), maka proses pembelajaran di tingkat SD, SMP, SMA sederajat di kabupaten Solok mesti dilaksanakan secara daring dan luring. Mengingat daerah ini masih termasuk zona kuning. Sehingga pembelajaran dilaksanakan di luar sekolah tanpa melakukan tatap muka.

Oleh karena itulah, guru sangat dituntut untuk berkreasi dan berinovasi dalam menciptakan sebuah proses pembelajaran yang lain dari biasanya. Guru tidak lagi berhadapan langsung dengan siswa. Guru harus bermetamorfosa sedemikian rupa sehingga bisa melaksanakan program pembelajaran secara daring (online) atau luring (offline). Guru ditantang untuk menyiapkan pembelajaran yang garing agar siswa tidak boring.

Pembelajaran yang garing itu jelas mesti membuat siswa benar-benar belajar, dan guru benar-benar belajar. Bukan seperti yang sudah-sudah. Dimana, guru hanya sekedar membagikan materi dan tugas melalui berbagai media seperi grup Whatsapp dan sebagainya. Lalu, siswa mempelajarinya secara mandiri kemudian mengerjakan tugas tersebut. Jika keadaannya seperti itu, maka pembelajaran hanya akan bertahan dalam beberapa hari saja. Siswa akan dilanda badai boring (kebosanan) yang luar biasa. Alhasil, proses pembelajaran tersebut tidak akan efektif dan efesien. Tujuan-tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal.

Sebagai contoh saja, guru bisa memanfaatkan Google Classsroom dan sejenisnya untuk mengelola pembelajaran. Di dalamnya guru bisa menciptakan dan mengelola sebuah kelas secara virtual. Dimana, di dalam kelas virtual itulah proses pembelajaran dilaksanakan. Pembelajaran juga bisa dilaksanakan secara tatap muka secara online melalui aplikasi Zoom, Google Meet, Cisco Webex maupun lewat panggilan video menggunakan Whatsapp dan lain-lain. Sehingga, siswa dapat menyimak langsung materi yang disampaikan oleh guru.

Pembelajaran bisa juga dengan memanfaatkan chanel-chanel yang ada di Pembelajaran bisa juga dengan memanfaatkan chanel-chanel yang ada di Youtube. Di sana sudah terdapat berbagai macam video pembelajaran yang sudah di-upload oleh orang-orang yang sangat kreatif dan inovatif. Video tersebut dapat ditonton langsung ataupun di-download.  

Di samping itu, guru juga bisa berkreasi membuat video pembelajarannya sendiri dan meneruskannya kepada siswa maupun men-share-nya  melalui media sosial yang ada. Jadi, guru dituntut untuk bisa menjadi guru yang milineal walaupun mungkin sudah lolita (lolos lima puluh tahun). Apalagi guru-guru yang masih muda, jangan sampai kalah semangat dengan mereka yang sudah berusia senja. Ingatlah prinsip long life education. Belajar itu sepanjang hidup. Bila guru sudah berhenti belajar, maka sejatinya tidak lagi layak mengajar. Karena ilmu dan pengetahuan itu senantiasa berkembang dan harus diburu dan dikejar.

Di balik semua itu, pembelajaran daring itu tentu saja menuntut adanya ketersediaan jaringan internet yang memadai. Inilah PR kita bersama. Bagi mereka yang tinggal di wilayah dengan jaringan bagus, tentu tidak menjadi masalah. Tinggal menyediakan paket internetnya atau menggunakan jaringan Wifi. Tetapi bagi mereka yang berada di daerah sulit bahkan tidak ada sinyal, maka pembelajaran harus dilaksanakan secara luring.

Sebagai penutup, para penyelanggara pendidikan mesti bisa menyediankan proses pembelajaran yang garing dan anti boring. Agar tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan sebaik-baiknya. Guru harus bersedia dan mampu berfikir out of the box. Guru harus berupaya beranjak dari "zona nyamannya" demi menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan berdaya guna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun