"Kok kamu jenggotan, cukur lah!! Kamu harus banyak belajar ilmu tasawuf biar gak radikal"Â
"Ciri orang radikal dan teroris adalah jenggot"
Argumen diatas sering kali serampangan orang mengucapkannya, entah didasari ilmu atau sebuah kebencian. Nampaknya tak selalu benar dan tak selalu salah.
Sebagian orang yang memiliki janggut pasti tampak risih dengan statement yang mendiskreditkan janggut secara sepihak dengan kebencian seolah salah dalam gaya bahkan dalam kebenaran hidup. Apalagi hingga dikaitkan dengan ilmu tasawuf tentang akhlak dan menjaga hati, justru korelasi yang sangat jauh itu membuat kebencian ini semakin lucu.Â
Sebagaian orang memang memiliki prinsip untuk berjanggut, tak hanya sekedar lifestyle semata bahkan lebih dari itu. Mereka memahami ini sebagai anjuran dari Sang pemilik syariat dan ingin merealisasikan sabda kekasih nya yang berbunyi:
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot." (HR. Muslim no. 623)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah kumis dan biarkanlah jenggot." (HR. Muslim no. 625)
Itu saja. Gak lebih.Â