Mohon tunggu...
Burhanudin Jazuli
Burhanudin Jazuli Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Memecah Wacana Ngecamp

29 April 2024   14:46 Diperbarui: 29 April 2024   14:58 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum, gimana kabar kalian? Semoga sehat yah, dan semoga hari kalian menyenangkan. Tapi, perlu kalian ketahui nih, sehat kalian kurang lengkap kalau belum baca tulisan ini sampai selesai. Jadi, selamat melengkapi hari menyenangkan kalian!

Sekitar awal bulan Desember tahun lalu, saya dihubungi oleh teman saya Faqih Majid yang menanyakan keberadaan saya saat itu. Saya menjawab bahwa posisi sekarang berada di kampung halaman Banjarnegara dan sedang fokus untuk mengerjakan Ujian Akhir Semester 1 yang dikerjakan secara online. 

Majid menjelaskan bahwa tujuan utama menghubungi saya adalah untuk mengajak camping bersama teman-teman lain yang berada di Yogyakarta. Tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakan ajakan Majid dan yang lain untuk ikut camping yang juga masih belum jelas kapan waktunya dan dimanakah kita akan pergi walaupun harus mengatur waktu agar tugas UAS dapat dikerjakan secara maksimal dan tetap selesai tepat waktu.

11 Desember 2023 saya mengabari Majid dan mengirimkan gambar sebuah tas carrier, sleeping bag, matras, head lamp, dan alat camping lainnya sebagai tanda bahwa esok hari saya akan berangkat ke Jogja dan siap untuk camping. Pukul 19.00 keesokan harinya saya tiba di kediaman Toni yang berada di Kasihan, Bantul. Saat itu juga Majid yang kebetulan juga sedang tinggal bersama Toni langsung pulang dari kesibukannya sebagai calon mahasiswa Universitas Al Azhar Mesir.

Keesokan harinya teman-teman yang di Yogyakarta pun berkumpul di Gacoan Wirobrajan bertepatan dengan hari ulang tahun Majid yang ke-19. Ada Toni, Ghani, Durroh, Rikza, Ozak, dan Nisa yang ikut makan malam bersama di Gacoan. Pembahasan pun dimulai bahwa ternyata waktu efektif untuk melaksanakan camping hanya tersisa esok hari, dikarenakan lusa saya sudah harus kembali ke Banjarnegara dan Majid pun kembali ke Kendal dikarenakan kakaknya akan menikah dalam waktu dekat ini. Problem lain pun muncul bahwa ternyata Toni dan Ghani yang ada acara bertepatan dengan waktu camping, dan Durroh yang masih belum mendapatkan izin dari orang tuanya, aduh jadi kasian. Ozak dan Nisa memang jelas tidak akan ikut karena mereka perempuan dan dan memiliki kesibukan juga sama dengan Majid sebagai calon mahasiswa Al Azhar Mesir. Tetapi diantara Toni, Ghani, dan Durroh mereka pun mengiyakan bahwa akan ikut camping keeseokan harinya.

14 Desember 2023, saya kembali ke kost di daerah sekitar UNY untuk mengerjakan UAS secara online, Majid, Rikza, Durroh, dan Ghani mengikuti les untuk persiapan masuk Al Azhar. Saya pun mengabari yang lain bahwa saya baru selesai UAS pukul 14.30 WIB. Lucunya hari itu pun kami belum fik mau camping dimana. Kami pun terus berkoordinasi untuk mempersiapkan perlengkapan dan lain sebagainya. Tiba-tiba Toni dan Ghani mengabari bahwa mereka tidak jadi ikut camping dikarenakan akan sulit membagi waktu dengan acaranya, dan kabar baiknya Durroh pun akhirnya diizinkan oleh orang tuanya untuk ikut camping, alhamdulillah kataku dan yang lain. Jadi total yang ikut camping kali ini tentunya ada saya, Majid, Rikza, dan Durroh. Kami berempat pun langsung membagi tugas pada saat itu juga lewat telepon seluler karena sedang tidak bersama, saya dan Majid bertugas untuk menyewa alat camping, Rikza dan Durroh bertugas untuk menyiapkan logistik. Tujuan tempat camping pun sudah ketemu, yaitu di bukit Klangon, Kaliurang.

Pukul 4 sore saya pun bertemu dengan Majid di kediaman Toni dan bersiap-siap untuk menyusul Rikza dan Durroh yang katanya nanti akan menunggu di sekitar flyover Janti. Kami pun beriringan menggunakan dua sepeda motor menuju Kaliurang. Di tengah jalan kami memutuskan untuk mampir ke toko swalayan untuk membeli beberepa makan ringan dan tambahan logistik. "Wis rapopo jupuk wae jajane sing akeh duite ono kok" kata Rikza yang mengatur keuangan camping kali ini.

Suasana agak horror kami rasakan saat sudah memasuki daerah Kaliurang, waktu maghrib ditambah kabut tebal dan jalanan yang sepi membuat perjalanan kali ini menjadi berbeda. Tak lama kemudian kami berempat sampai di parkiran bukit Klangon, anehnya disitu sama sekali tidak ada tanda-tanda orang yang berjaga dan sama sekali tidak terlihat pengunjung lain yang camping disitu, waduuh. Kami pun melihat seorang bapak-bapak yang sedang duduk di warung, kami menghampirinya dan menanyakan perihal situasi di tempat tersebut. "Sekarang Merapi sedang siaga 1" kata bapak tersebut, pantas saja tidak ada orang yang mau camping pada saat ini, "Kalau tetap mau camping saya sarankan kalian untuk pindah teras Merapi, soalnya disana ada orang yang berjaga nanti malam" lanjut bapak tersebut. Kami pun sepakat untuk berpindah tempat yang lokasinya tidak jauh dari bukit Klangon. Tak lama kemudian kami sampai lokasi dan langsung sholat maghrib dan beristirahat sejenak, masih sama seperti Klangon bahwa di Teras Merapi juga tidak ada orang camping selain kami berempat. Setelah melaksanakan sholat isya kami mencari tempat untuk mendirikan tenda, kami kembali membagi tugas, saya dan Durroh mendirikan tenda, Majid dan Rikza bertugas mempersiapkan logistik untuk makan malam.

Saat memasak kami hanya mengandalkan bumbu instan untuk memasak nasi goreng, kami berempat bergantian memasak nasi dikarenakan porsi nasi yang dibawa Rikza sangat banyak dikarenakan sebelumnya Toni dan Ghani akan ikut serta sebelum akhirnya mengabari tidak jadi ikut. Di tengah-tengah waktu memasak sambil bergurai, diantara kami melihat turunya lava dari puncak Merapi, kami saling betatapan satu sama lain. "Aduh pye iki" kataku kepada yang lain, kami berempat panik. Rikza langsung menanyakan kepada orang yang berjaga di sekitar dan katanya tidak apa-apa. Kami berusaha untuk terus berfikir positif dan tidak memikirkan hal-hal yang aneh agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Hari semakin malam, Merapi sesekali masih saja memuntahkan lava panasnya sedikit demi sedikit. Obrolan pun tak terasa sudah mulai bosan dan kami memutuskan untuk beristirahat agar besok kami berempat bisa bangun pagi dan menikmati suasana dan pemandangan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun