Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora featured

Syech Iyad Abu Rabi' dan Cerita di Tengah Krisis yang Mengancam Palestina

29 Mei 2017   05:01 Diperbarui: 17 Desember 2017   14:12 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syech Iyad Abu Rabi' menjadi imam sholat dhuhur di masjid As Syifa RSUD Harjono Ponorogo di hari pertama puasa Ramadan 1438

Ada yang berbeda pada sholat dhuhur di masjid As Syifa. Masjid yang berada dalam kompleks RSUD Harjono Ponorogo di hari pertama Ramadan kemarin. Syech Iyad Abu Rabi' imam dari masjid dari Palestina tersebut menjadi imam sholat dhuhur di masjid As Syifa. Meski bacaan sholat tidak dilafatkan karena sholat dhuhur, namun suara beliau ketika takbir dalam gerakan sholat suaranya fasih benar. Suaranya besar dan menggema dan membuat hati terasa berdesir. Suara merdu menyejukkan hati. Suaranya menderas, mengalun dengan lembutnya seakan sanggup memecah hati yang keras seperti batu, tenteram serasa

Selesai sholat dhuhur dilanjutkan siraman rohani dari beliau Syech Iyad Abu Rabi'. Melalui penerjemah beliau mengatakan bahwa Ramadan adalah bulan khusus yang disiapkan Allah, dan hanya datang dalam setahun sekali bagi umat yang beriman untuk bisa dijadikan sarana untuk bertakwa.

Umat Islam di dunia harus bersatu karena tuhannya satu, nabinya satu, kitabnya juga satu. Ketika sholat kiblatnya satu, dimanapun berada baik di belahan dunia sebelah timur maupun barat puasanya wajibnya sama pada bulan Ramadan.

Puasa itu cara umat Islam untuk menjadi satu. Baik yang di Palestina, Arab Saudi, Indonesia, negeri Eropa, Amerika, atau belahan dunia lain. Sama merasakan lapar, haus, dan sama tata caranya. Begitu pula ibadah wajib lainnya menyatukan umat Islam dunia.
Tak ada yang istimewa, semua mempunyai hak yang sama dan kewajiban yang sama. Yang membedakan hanyalah kwalitas takwanya, paparnya.

Setelah selesai pemaparan beliau mengadakan tanya jawab. Lewat penerjemah bagi yang tidak menguasai bahasa Arab. Namun begitu pertanyaan yang berbahasa Arab tetap diterjemahkan oleh penerjemah.

“Bagaimana kondisi Ramadan di Palestina yang sedang berkecamuk perang? Bagaimana saudara-saudara muslim di sana melaksana ibadah Ramadan?” tanya seorang bapak salah satu keluarga pasien yang sedang dirawat di RSUD Harjono.

Syech Iyad Abu Rabi' menceritakan kondisi terakhir di Palestina yang masih diblokade oleh tentara zionis
Syech Iyad Abu Rabi' menceritakan kondisi terakhir di Palestina yang masih diblokade oleh tentara zionis
Sang Imam menarik nafas panjang, serasa ada yang berat ketika akan memulai bercerita. Kebutuhan pokok sulit masuk ke Palestina, krisis ekonomi sangat dirasakan rakyat Palestina. Kebutuhan dasar bahan bangunan yang merupakan roda penggerak ekonomi benar-benar tidak boleh masuk.

Listrik dibatasi, yang tadinya 12 jam sehari dikurangi menjadi 8 jam per hari. Seakan rakyat Palestina dibuat mati perlahan dengan pembatasan pasokan listrik ini.

Angka pengangguran semakin tinggi, penduduk miskin semakin banyak sedangkan bantuan intersnasional juga sulit masuk. Gaji pegawai terancam molor bahkan mengalami penurunan karena kemampuan pemerintah semakin rendah.

Pasar-pasar menjadi sepi karena taka da barang yang dijual, tak aada pembeli yang mampu membeli, daya beli masayarakat semakin turun drastis, cerita sang Imam.

Sang Imam juga menceritakan rumah sakit bantuan dari Indonesia masih dalam tahap pembangunan. Pelayanan kesehatandi Palestina semakin buruk karena keterbatasan obat. Pasokan obat-obatan diperketat oleh otoritas Israel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun