Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Galuh ......

20 Desember 2011   14:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:59 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam belum begitu larut, namun kegiatan seharian membuat badan serasa luluh lantak, jam 7 pagi sudah harus mengikuti upacara pembukaan dilanjutkan pre-test dan pembekalan sekaligus teori dan di praktekan sekalian, namun tak terasa karena padatnya kegiatan. Tahu-tahu sudah jam 8 malam alarm berbunyi, dan peserta segera absen malam dan segera makan malam dan segera kembali ke kediamannya masing-masing, dan karena kami bertiga peserta dari luar kota makanya kami menginap di Hotel.

Segera masuk hotel dan mandi, dan segera menuju kamar sebelah untuk berkelompok merangkum dan mengerjakan bahan presentasi besok.

Galuh dan Cica rupanya sudah siap rupanya, di tempat tidurnya sudah tertata buku-buku, diktat, laptop, serta alat tulis, wow.. 2 cangkir kopi kesukaanku juga sudah disiapkan.

Baru saja laptop kunyalakan ada tamunya Cica yang bermaksud menjemputnya untuk diajak tidur di rumahnya, tamu tersebut adalah kakaknya Cica yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari hotel kami menginap, mau nggak mau kami harus merelakan salah satu team untuk pergi, namun Cica kebagian merangkum Materi V dan materi VI, sedangkan aku dan Galuh menegrjakan Materi I-IV.

Galuh membuka diktat  namun sebentar kemudian selonjor ditempat tidur tempat saya mengetik, dasar perempuan mungkin terlalu capek, dan akupun harus lembur rupanya.

Sesekali mata Galuh mengernyitkan matanya memandangku yang sibuk membaca dan mengetik, dan sesekali tersenyum sambil melempar buku yang ada didekatnya ke mukaku, aku hanya tersenyum dalam hati mengucap sialan. Berkali-kali dia lakukan itu dan sesekali rambutnya yang setengah basah menutupi keybord sehingga berkali-kali pula aku menyingkirkan rambutnya sambil kupencet hidungnya, diapun tersenyum dan bergeser.

Malam semakin larut namun masih 1 materi lagi yang harus kuselesaikan, namun Galuh masih saja tidak mau membantu malah sering menggodaku, dengan bergelimpang ke arah keyboard dan muka itu tepat dihadapan hidung saya mungkin cuma jarak 5-10 cm, harum bau rambutnya membuat saya semakin tidak mengantuk, kadang membuka mata kadang terpejam sungguh menggoda, meski tak secantik istriku namun dia selincah dan semanja Reni pacarku sebelum aku menikahi istriku. Aku jadi teringat Reni cara menggoda dan manjanya hampir persis dengan Galuh dihadapanku ini.

"Plok........." tiba tiba buku tulis ditangan Galuh menampar pipi saya, meski tidak keras namun mengagetkan lamunanku.

"Hayoo...... ngelamun segala kapan kelarnya?..." ejek Galuh membuyarkan lamunanku. Aku jadi gemes dengan menepuk pipinya yang lembut seakan mendorongnya agar tidak terlalu menempel di laptop.

Sambil terus mengetik pikiranku semakin melayang membayangkan yang tidak-tidak, sungguh dia sangat menggoda malam ini, rasanya pengin sekali mencium atau melumat bibirnya yang sekali menunduk akan kudapatkan semua itu. Pikiran melayang teringat istri di rumah sehingga aku tidak akan berbuat macam-macam, sesekali aku tersenyum sendiri namun harum rambut Galuh semakin menggodaku.

[caption id="attachment_150196" align="aligncenter" width="424" caption="Pict 'mbah google'"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun