Mohon tunggu...
riza bahtiar
riza bahtiar Mohon Tunggu... Penulis lepas

Menulis artikel, esai, dan beberapa tulisan remeh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dinamika Konflik Israel-Iran: Antara Psikologi Superior, Kerentanan, dan Kehancuran Skala Besar

15 Juni 2025   21:25 Diperbarui: 16 Juni 2025   05:13 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik antara Israel dan Iran, yang semakin memanas di pertengahan 2025, menyajikan sebuah kompleksitas geopolitik yang melibatkan berbagai aktor, strategi militer, serta dampak kemanusiaan yang sangat timpang. Di satu sisi, Israel dan sekutu utamanya, Amerika Serikat, seringkali menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi dalam menghadapi Teheran. Di sisi lain, serangan balasan Iran, terutama dengan rudal balistik canggih, telah mengungkap kerentanan yang tak terduga, sementara kehancuran di Jalur Gaza menjadi gambaran paling nyata dari asimetri konflik ini.

Kepercayaan Diri Israel dan AS: Fondasi Kekuatan dan Diplomasi

Kepercayaan diri yang sering diperlihatkan Israel dan Amerika Serikat dalam konfrontasi dengan Iran berakar pada beberapa pilar utama. Pertama, dukungan penuh dari Amerika Serikat adalah faktor krusial. Washington tidak hanya memasok Israel dengan persenjataan canggih, sistem pertahanan rudal seperti Iron Dome, dan berbagi intelijen krusial, tetapi juga memberikan dukungan finansial dan diplomatik yang tak tergoyahkan di forum internasional, termasuk hak veto di Dewan Keamanan PBB. Ini memberikan Israel keunggulan teknologi dan strategi yang signifikan.

Kedua, kemampuan militer Israel yang superior tidak dapat disangkal. Dengan doktrin militer yang menekankan operasi presisi dan preventif, Israel telah menunjukkan kemampuannya untuk melakukan serangan terhadap target-target strategis di wilayah musuh. Superioritas udara dan kemampuan pengintaian, pengawasan, serta akuisisi target (ISR) mereka, ditambah dengan sistem pertahanan rudal multi-lapis, telah menjadi garda terdepan dalam melindungi wilayah mereka.

Ketiga, kelemahan internal Iran di mata Israel dan AS juga berkontribusi pada kepercayaan diri ini. Iran menghadapi sanksi ekonomi berat yang melemahkan kemampuan finansialnya untuk mendukung upaya militer berkelanjutan. Meskipun Iran memiliki jaringan proksi yang kuat di kawasan, Israel dan AS secara aktif berupaya melemahkan jaringan tersebut melalui operasi militer dan intelijen.

Prancis: Antara Dukungan Historis dan Keseimbangan Diplomatik

Posisi Prancis dalam konflik ini, meskipun seringkali sejajar dengan Barat, memiliki nuansa yang lebih kompleks. Hubungan historis dan diplomatik yang panjang dengan Israel menjadi dasar dukungan Paris, ditambah dengan keberadaan komunitas Yahudi yang besar di Prancis. Kepentingan keamanan Eropa, terutama dalam menjaga stabilitas Timur Tengah dan memerangi terorisme, juga menjadi motivasi. Prancis, seperti negara-negara Barat lainnya, menganggap kelompok seperti Hamas sebagai organisasi teroris, sehingga dukungan terhadap Israel dalam konteks ini sejalan dengan agenda anti-terorisme mereka.

Namun, Prancis juga secara konsisten menyuarakan komitmen terhadap solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina dan menjunjung tinggi hukum internasional, yang terkadang menimbulkan gesekan dengan kebijakan Israel. Paris berusaha menyeimbangkan dukungan terhadap keamanan Israel dengan advokasi hak-hak Palestina, bahkan ada indikasi bahwa mereka mungkin mempertimbangkan untuk mengakui negara Palestina, menunjukkan dinamika dalam hubungan tersebut.

Rudal Haj Qassem: Kejutan dan Kerentanan yang Terungkap

Pada Juni 2025, klaim Iran bahwa rudal balistik Haj Qassem berhasil menembus pertahanan Israel dan menyebabkan kerusakan signifikan menjadi titik balik yang mengejutkan. Rudal yang dinamai dari Jenderal Qasem Soleimani ini disebut-sebut sebagai rudal bahan bakar padat dengan hulu ledak yang dapat bermanuver (MaRV), dirancang untuk menghindari sistem pertahanan rudal canggih.

Serangan ini menargetkan **Institut Sains Weizmann di Rehovot**, yang dianggap sebagai tulang punggung teknologi keamanan Israel, menyebabkan kerusakan parah pada laboratorium. Kilang minyak Haifa, pemasok 60% kebutuhan bahan bakar Israel, juga dilaporkan terkena. Yang lebih mengkhawatirkan, rudal-rudal tersebut juga menghantam area padat penduduk seperti Bat Yam, Tel Aviv, Ramat Gan, Rishon Lezion, dan Haifa, menyebabkan **setidaknya 10-13 korban tewas, termasuk anak-anak, dan ratusan lainnya luka-luka**.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun