Mohon tunggu...
Iip Rifai
Iip Rifai Mohon Tunggu... ASN

Penulis Buku PERSOALAN KITA BELUM SELESAI!, 2021 | Pernah Belajar @Jurusan Islamic Philosophy ICAS-Paramadina, 2007 dan SPK VI CRCS UGM Yogyakarta, 2015

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Mengajar (Bukan) Ikhlas Beramal

11 September 2025   10:25 Diperbarui: 11 September 2025   10:25 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernyataan Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, tentang profesi guru yang seharusnya ikhlas karena imbalan materi yang tidak sebanding dengan profesi lain, menuai kontroversi di kalangan pendidik dan warganet.

Ungkapan tersebut dilontarkan saat pembukaan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Batch 3 di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang Selatan, Rabu (3/9/2025). Imbauan untuk beralih profesi menjadi pedagang jika orientasi utamanya adalah materi, memicu gelombang kritik dan perdebatan tentang hakikat profesi guru dan kesejahteraannya.

Pernyataan ini muncul di tengah tingginya minat generasi muda untuk menjadi guru, terutama dalam mengejar peluang menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Data statistik di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi per 9 September 2025 menunjukkan, bidang pendidikan menjadi pilihan terbanyak dengan lebih dari 2,2 juta mahasiswa.

Dalam sambutannya di acara PPG, Nasaruddin Umar menyampaikan, "Banggalah menjadi seorang guru, jangan minder. Menjadi guru itu mulia sekali, halalan thoyyiban. Rezekinya insyaallah, makanya jangan ikut-ikutan kayak pedagang yang memang tujuannya mencari uang. Kalau niatnya cari uang, jangan jadi guru, tapi jadi pedagang."

Pernyataan ini dengan cepat menyebar dan memicu reaksi keras dari berbagai pihak. Banyak guru dan dosen yang merasa tersinggung dan mempertanyakan pandangan Menteri Agama terhadap profesi mereka. Gelombang kritik di media sosial pun tak terhindarkan.

Menyadari dampak dari pernyataannya, Nasaruddin Umar kemudian menyampaikan permohonan maaf. "Saya menyadari bahwa potongan pernyataan saya tentang guru menimbulkan tafsir yang kurang tepat dan melukai perasaan sebagian guru. Untuk itu, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Tidak ada niat sedikit pun bagi saya untuk merendahkan profesi guru," ujarnya.

Paradoks

Polemik ini memunculkan pertanyaan mendasar: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ikhlas dalam konteks profesi guru? Mengapa istilah "ikhlas" seolah hanya melekat pada profesi tertentu, sementara profesi lain tidak?

Dalam ajaran agama, ikhlas berarti melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan imbalan duniawi. Namun, apakah ini berarti seorang guru tidak berhak mendapatkan imbalan yang layak atas pengabdian dan kerja kerasnya?

Dogma agama menempatkan guru pada posisi yang mulia. Guru adalah pewaris para nabi, pembimbing umat, dan agen perubahan sosial. Namun, kemuliaan ini seharusnya sejalan dengan penghargaan dan kesejahteraan yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun