Mohon tunggu...
Bung Lomi
Bung Lomi Mohon Tunggu... Freelancer - Debutant Writer

Read Well, Write Well

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenang 12 September 1984

12 September 2019   19:00 Diperbarui: 13 September 2019   13:23 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keesokan harinya (11-09-2019), massa yang masih memendam kegeramannya itu datang ke Amir Biki, karena tokoh ini dikenal dekat dengan para perwira di Jakarta. Maksudnya agar ia mau turun tangan membantu membebaskan keempat tahanan. Sudah sering kali Amir Biki menyelesaikan persoalan yang timbul dengan pihak militer.

Biki pun mengiyakan permintaan massa, lalu mendatangi Kodim dan meminta supaya keempat orang yang ditangkap itu dibebaskan. Namun Biki tidak mendapat respon yang berarti, alias sia - sia belaka. 

12 September 2019, di tengah suasana yang masih tegang, acara pengajian remaja islam di jalan Sindang Raya, yang sudah direncanakan jauh hari sebelum ada peristiwa mushala as-sa'adah, terus berlangsung juga. Penceramahnya tidak termasuk Amir Biki, karena memang Biki bukan seorang penceramah.

Namun jemaah yang hadir dalam ceramah itu meminta Biki untuk naik ke mimbar dan menyampaikan pidato, lalu seru Biki :

“Kita meminta teman-teman kita yang ditahan di Kodim. Mereka tidak bersalah. Kita protes pekerjaan oknum-oknum ABRI yang tidak bertanggung jawab itu. Kita berhak membela kebenaran meskipun kita menanggung risiko. Kalau mereka tidak dibebaskan maka kita harus memprotesnya!" 

Dihadapan massa, Biki berbicara dengan lantang yang isinya mengultimatum agar membebaskan para keempat tahanan, dan paling lambat pukul 23.00 Wib malam itu juga. Bila tidak, mereka akan mengerahkan massa untuk melakukan demonstrasi. 

Selanjutnya, Biki berseru... 

Kita tidak boleh merusak apa pun! Kalau ada yang merusak di tengah-tengah perjalanan, berarti itu bukan golongan kita .”

Seiring waktu, kelompok demonstran terus meningkat, dengan perkiraan berkisar antara 1.500 sampai beberapa ribu orang. Pada keberangkatan, massa dibagi dua : sebagian ke Polres Tanjung Priok, yang lainnya ke Kodim.

Sebagian demonstran yang sudah sampai di depan Polres, kira-kira 200 meter jaraknya, mereka disambut oleh pasukan ABRI berpakaian perang dalam posisi pagar betis dengan senjata otomatis di tangan. Massa demonstran berhadapan langsung dengan pasukan tentara yang siap tempur.

Sesaat massa mulai dikepung oleh aparat dari segala penjuru, massa kala itu tidak berbuat apa - apa. Mereka hanya mengumandangkan “Allahu Akbar! Allahu Akbar!”. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun