Mohon tunggu...
Bung Kusansejarah
Bung Kusansejarah Mohon Tunggu... -

Indonesia Tanah Air Beta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi-Foke, Seperti Marhaen Ame Belande

27 Juli 2012   08:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:33 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dua calon gubernur DKI Jakarta, makin sering adu gaya. Sayang, soal aksi di depan kamera, Foke bukan ahlinya. Jokowi jauh matang beraksi. Gaya politik salam tiga jari!

Tentu bukan itu saja. Lihatlah, bagaimana Jokowi begitu tangkas ketika berhadapan dengan kamera. Baju kotaknya, lipatan tangannya, celana jeans-nya, juga cerita-cerita humanis pelengkapnya: Menggendong si ini, manyapa si itu, makan pakai ini, duduk pakai itu dan bla... bla... bla...

Foke, jauh tertinggal. Sangat terlihat bahwa konsultan komunikasi politik dan konsultan media Foke, tidak bisa "larut" dalam kepribadian Foke.

Sebagai tokoh yang bertarung di wilayah publik, Foke dibiarkan "jalan sendiri." Memilih pakaian, memilih kalimat, memilih simbol, sampai (mungkin) juga menentukan jadwal bertemu siapa.

Lihat saja, satu hal yang sangat mencolok adalah dalam hal fashion. Dalam performa media, Foke sama sekali tidak memiliki fashion-characteristic-style.

Sebagai gubernur, Foke berbaju dinas atau bergaya formal. Keluar dari wilayah itu, Foke berpakaian apa saja. Mulai dari batik, kaos, sampai baju koko.


Satu-satunya fashion yang melekat dengan Foke hanya satu: kumisnya!

Ini jelas berbeda dengan Jokowi. Fashion-nya dijaga betul. Bajunya selalu kotak-kotak. Tentu saja, dengan lengan baju yang terlipat. Celana selalu jins, atau yang sporty.

Sangat jelas terlihat, konsultan politik Jokowi begitu "larut" dalam kehidupan tokohnya. Apalagi, konon para konsultan di belakang Jokowi memang secara ideologi lebih condong ke kaum nasionalis.

Walhasil, Jokowi betul-betul muncul sebagai sosok yang nasionalis, merakyat, tangkas, responsif. Ini seperti menghidupkan salah satu tokoh yang menjadi inspirasi Bung Karno tentang nasionalisme: Pak Marhaen.

Versi Bung Karno, Marhaenisme adalah faham yang terinspirasi dari Pak Marhaen. Meski, ada juga versi lain yang menyebut bahwa Marhaen juga bisa berarti Marx, Hegel dan Lenin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun