Mohon tunggu...
Darwin KangGURU
Darwin KangGURU Mohon Tunggu... Agroteknologi, Universitas Lampung

"PEMBELAJAR Pendidik dan PENDIDIK Pembelajar". Menulis di Kompasiana untuk menunaikan misi hidup dan menisbahkan diri dengan zaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Diri Seorang Asesor: Menyongsong Visitasi dengan Sikap Terbaik

13 Agustus 2025   13:10 Diperbarui: 12 Agustus 2025   13:52 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Menjadi asesor adalah memikul amanah untuk menjaga kualitas pendidikan, bukan sekadar memeriksa daftar isian".

Sebagai seorang asesor sekolah, saya memahami bahwa visitasi bukan hanya rutinitas teknis, melainkan sebuah misi yang membawa tanggung jawab moral. Setiap langkah yang saya ambil dapat membangun atau meruntuhkan kepercayaan sekolah terhadap proses akreditasi. Karena itu, sebelum turun ke lapangan, saya harus mempersiapkan bukan hanya instrumen dan metode penilaian, tetapi juga sikap-sikap utama yang menjadi kompas profesionalisme dan cerminan nilai diri saya.

a. Integritas
 Integritas adalah komitmen untuk memegang teguh kejujuran dan nilai moral dalam setiap situasi. Sebagai asesor, saya harus memastikan setiap penilaian didasarkan pada fakta dan bukti yang sahih, tanpa dipengaruhi kepentingan pribadi atau tekanan eksternal. Integritas berarti tetap konsisten bersikap adil, meskipun situasi menantang atau hasil yang dihadapi tidak populer.

b. Fokus pada Penyelesaian Tugas
 Fokus berarti memberikan energi, pikiran, dan waktu sepenuhnya untuk menyelesaikan visitasi sesuai target. Saya perlu menjaga disiplin agar setiap tahap proses berjalan tepat waktu tanpa mengorbankan kualitas. Fokus juga mencakup kemampuan menghindari gangguan yang dapat mengalihkan perhatian dari tujuan utama penilaian.

c. Membangun Hubungan
 Membangun hubungan adalah menciptakan suasana keterbukaan dan rasa saling percaya dengan pihak sekolah. Hubungan yang baik memungkinkan informasi mengalir dengan lancar, sehingga saya dapat memahami kondisi sekolah secara lebih utuh. Hal ini menuntut sikap ramah, menghargai, dan tulus dalam berinteraksi.

d. Kolaborasi
 Kolaborasi berarti bekerja bersama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai asesor, saya tidak hanya menilai, tetapi juga berdiskusi, bertukar pandangan, dan menggabungkan perspektif untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif. Kolaborasi memerlukan keterbukaan menerima masukan dan kesediaan mendukung peran orang lain.

e. Hormat Sesama
 Menghormati sesama berarti mengakui dan menghargai martabat setiap individu, tanpa memandang jabatan, latar belakang, atau perbedaan pandangan. Saya harus menjaga bahasa tubuh, nada bicara, dan pilihan kata agar tetap santun. Sikap hormat menciptakan iklim dialog yang sehat dan membangun.

f. Inisiatif
 Inisiatif adalah keberanian untuk bertindak tanpa menunggu perintah, terutama ketika menghadapi masalah atau peluang perbaikan. Dalam visitasi, saya perlu cepat mencari solusi kreatif saat dihadapkan pada kendala teknis atau data yang tidak lengkap. Inisiatif memastikan proses berjalan efektif meski ada hambatan.

g. Perhatian pada Akurasi
 Akurasi adalah kunci agar hasil visitasi dapat dipercaya dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Saya harus teliti memeriksa data, memastikan kesesuaian antara dokumen dan praktik di lapangan. Kesalahan sekecil apa pun dapat berdampak pada kredibilitas penilaian dan kepercayaan publik.

h. Komunikasi
 Komunikasi yang efektif mencakup kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas, sopan, dan relevan, baik lisan maupun tulisan. Saya harus mampu menyesuaikan cara berkomunikasi dengan audiens, agar pesan tersampaikan dengan tepat. Komunikasi yang baik juga melibatkan keterampilan mendengarkan secara aktif, bukan sekadar berbicara.

i. Pengendalian Diri
 Pengendalian diri adalah kemampuan mengatur emosi, pikiran, dan tindakan, terutama saat menghadapi tekanan atau situasi yang memicu konflik. Sebagai asesor, saya harus tetap tenang, objektif, dan profesional meski berhadapan dengan kritik atau perbedaan pendapat. Sikap ini menjaga proses visitasi tetap kondusif dan fokus pada tujuan.

Baca Juga: Proses Pembelajaran yang Menyenangkan dan Berkesan

Penutup
 Menjadi asesor adalah memikul amanah untuk menjaga kualitas pendidikan, bukan sekadar memeriksa daftar isian. Sikap-sikap yang saya bawa ke lapangan akan menjadi cermin komitmen dan integritas saya terhadap dunia pendidikan. Jika setiap asesor hadir dengan kejujuran, ketelitian, empati, dan profesionalisme, maka setiap visitasi akan menjadi titik awal perubahan positif bagi sekolah. Mari jadikan proses ini bukan hanya kewajiban, tetapi kesempatan untuk menyalakan semangat belajar, memperkuat budaya mutu, dan memberi harapan baru bagi generasi yang akan datang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun