Mohon tunggu...
Drh. Chaidir, MM
Drh. Chaidir, MM Mohon Tunggu... profesional -

JABATAN TERAKHIR, Ketua DPRD Provinsi Riau Periode 1999-2004 dan Periode 2004-2008, Pembina Yayasan Taman Nasional Tesso Nillo 2007 s/d Sekarang, Pembina Politeknik Chevron Riau 2010 s/d sekarang, Ketua Dewan Pakar DPD Partai Demokrat,Riau 2009 s/d 2010, Wakil Ketua II DPD Partai Demokrat Riau 2010 s/d 2015, Anggota DPRD Tk I Riau 1992 s/d 1997, Wakil Sekretaris Fraksi Karya Pembangunan DPRD Tk I Riau 1993 s/d 1998, Ketua Komisi D DPRD Tk. I Riau 1995 s/d 1999, Ketua DPRD Provinsi Riau 1999 s/d 2004, Ketua DPRD Provinsi Riau 2004 s/d 2008, Wakil Ketua Asosiasi Pimpinan DPRD Provinsi se-Indonesia 2001 s/d 2004, Koordinator Badan Kerjasama DPRD Provinsi se-Indonesia Wilayah Sumatera 2004 s/d 2008, Pemimpin Umum Tabloid Serantau 1999 s/d 2000, Pemimpin Umum Tabloid Mentari 2001 s/d 2007, Anggota Badan Perwakilan Anggota (BPA Pusat)AJB Bumiputera 1912 2006 s/d 2011, Ketua Harian BPA AJB Bumiputera 1912 (Pusat)2010 s/d 2011, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jurusan Ilmu Pemerintahan UIR Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Luar Biasa FISIPOL Jur Ilmu Komunikasi Univ Riau Pekanbaru 2009 s/d sekarang, Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi DWIPA Wacana 2011

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengantin Thailand

6 Maret 2013   03:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:15 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh drh Chaidir


BETE berstatus jomblo, bosan sering-sering kumpul kebo, dan capek kawin siri beberapa kali, Yai Chai Yuen, 21 tahun, akhirnya pilih naik pelaminan. Yai Chai Yuen sama sekali tidak keberatan ketika dia dijodohkan dan dinikahkan secara resmi dengan "daun muda" Thong-Kwao, 8 tahun. Dia tenang-tenang saja, bahkan terkesan sangat cool. Kemana gerangan mereka berbulan madu? Ke Bali, ke Paris, atau ke Venezia?


Thong-Kwao juga tak kalah tenangnya. Kendati berusia delapan tahun, Thong-Kwao sudah beberapa kali kumpul kebo dan terlibat pergaulan bebas. Thong-Kwao sudah berpengalaman tampaknya. Lagi pula, tak ada orang lain yang keberatan, tak juga Pak Hansip dan Pak RT di lingkungan mereka. Yai Chai Yuen pun, yang kemudian menjadi suaminya, tak keberatan dengan rekam jejak Thong-Kwao. Masalahnya, Yai Chai Yuen sendiri juga pernah kumpul kebo. Aparat keamanan setempat memang tidak bisa dipersalahkan atas pembiaran yang mereka lakukan dalam kasus ini, karena Yai Chai Yuen dan Thong-Kwao adalah sepasang kerbau. Kalau mereka kumpul-kumpul tentulah namanya kumpul kebo.


Mereka yang asli kurang kerjaan dan patut disebut rada gila tentulah orang-orang di Provinsi Ayutthaya, Thailand, yang menikahkan Yai Chai Yuen dan Thong-Kwao. Tidak disebutkan siapa Tuan Kadinya dan siapa yang bertindak sebagai saksi yang tercatat dalam akta nikah Yai Chai Yuen dan Thong-Kwao. Entah darimana orang-orang di Provinsi Ayutthaya ini dapat gagasan, dan entah apa pula maksudnya. Layaknya sebuah pesta resepsi pernikahan anak manusia, pengantin kerbaunya pun dihias, dan mereka berdiri berhadap-hadapan. Ada pula makanan yang disajikan untuk para tamu yang datang (tamu asli manusia, bukan kerbau). Dari foto yang disiarkan, kerbau jantan yang berbahagia itu, Yai Chai Yuen, memiliki tanduk panjang melintang, dan terlihat macho. Berita pernikahan unik tersebut dimuat oleh harian Jawa Pos (12/2/2012) halaman 1. Ada-ada saja.


Lantas? Pasangan Yai Chai Yuen dan Thong-Kwao diperkirakan akan menjadi pasangan abadi, tidak akan ada pihak ketiga yang bakal mengganggu yang menyebabkan salah satu pihak akan menggugat perceraian. Kalau pun ada teman-teman Thong-Kwao yang tertarik dan bercinta dengan Yai Chai Yuen, dipastikan Thong-Kwao tak akan cemburu. Demikian pula sebaliknya bila ada teman-teman Yai Chai Yuen yang tertarik dan bercinta dengan Thong-Kwao, Yai Chai Yuen tak akan keberatan. Nggak percaya? Mari kita studi banding ke Provinsi Ayutthaya, Thailand untuk menanyakan langsung kepada Yai Chai Yuen dan Thong-Kwao.


Pengalaman perceraian di dunia yang bukan dunia kerbau, biasanya disebabkan hadirnya orang ketiga. Kecemburuan dan kemarahan menyebabkan "perang dunia" yang acapkali berakhir di meja hakim Pengadilan Agama. Akar masalahnya macam-macam, bisa karena faktor ekonomi, bisa karena kebiasaan-kebiasaan buruk suami atau istri yang tidak lagi tertanggungkan oleh salah satu pihak, atau bisa juga karena intervensi atau provokasi yang berlebihan dari keluarga kedua belah pihak. Atau karena antara suami-istri tak lagi berada dalam suatu hubungan kemitraan sejajar, bisa karena sang suami sangat otoriter terhadap sang istri, bisa juga karena sang istri terlalu mendikte suami, yang menyebabkan munculnya Ikatan Suami Takut Istri, yang populer dengan singkatan ISTI. Akar masalah lainnya, biasanya, karena suami-istri terus menerus saling menyalahkan, mengeluh, tidak ada yang mau mengalah, dan kedua belah pihak tidak mampu menemukan solusi cerdas. Pelariannya kemana lagi kalau bukan ke SMS, BBM, facebook dan media sosial lainnya. Curhat, lalu janji ketemuan, maka ikatan suami istri pun berantakan.


Media sosial tersebut, kendati bukan akar masalah, akhir-akhir ini menjadi penyebab utama perceraian di kalangan pasangan suami-istri usia muda. Tapi dijamin, yang namanya SMS, BBM, facebook, e-mail dan berbagai media sosial elektronik lainnya, tak akan mampu memisahkan pasangan Yai Chai Yuen dan Thong-Kwao. Selamat menjadi pengantin baru.


Tentang Penulis : http://drh.chaidir.net

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun