Mohon tunggu...
Komang Bunga Citra Lestari
Komang Bunga Citra Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha Pendidikan Biologi 1D

Hobi Memasak Dan Membaca Buku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bangga Beragama Hindu dari Ajaran Dharma Menuju Kehidupan Bermakna

11 September 2025   15:27 Diperbarui: 11 September 2025   07:43 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Agama Hindu (Sumber: www.bing.com)

Sebagai umat beragama Hindu, kita harus merasa bangga karena agama Hindu merupakan bagian dari Brahmanisme yang berusia sekitar 8.000 sampai 6.000 tahun lalu.Kemudian agama ini berkembang menjadi agama Hindu sekitar 7.000 sampai 6.000 tahun yang lalu. Perkembangan agama Hindu dimulai dari peradaban di Lembah Sungai Indus yang terletak di India, kemudian berkembang hingga seluruh wilayah India dan menyebar ke negara-negara lain seperti Indonesia. Penyebaran ajaran ini dilakukan oleh para pedagang dan para resi. Dalam perkembangannya, agama Hindu melewati empat fase yaitu: Weda, Brahmana, Upanisad, dan ajaran yang kemudian terbentuk setelah dipengaruhi oleh ajaran Buddha. Agama Hindu merupakan agama yang memiliki cakupan luas dan memberikan kebebasan kepada setiap orang yang mengikutinya. Dalam waktu yang cukup lama, ajaran agama Hindu terus berkembang dengan cepat di negeri India.

Kita sebagai manusia atau bisa disebut dengan makhluk sosial, kita tidak pernah lepas dari interaksi antar manusia, antar lingkungan sekitar, dan yang paling penting interaksi dengan Tuhan, atau di dalam agama hindu disebut dengan "Tri Hita Karana". Jadi Tri Hita Karana merupakan 3 terciptanya kebahagiaan/ kesejahteraan hidup. Tri Hita Karana dibagi menjadi 3 bagian, yang pertama itu adalah Parahyangan, parahyangan artinya hubungan manusia dengan Tuhan atau disebut dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang kedua disebut dengan pawongan yaitu hubungan manusia dengan manusia, dan yang ketiga disebut dengan Palemahan yaitu hubungan manusia dengan lingkungan ada alam sekitar. Kita sebagai umat beragama hindu akan selalu terikat oleh adanya tri Hita karana.

Di Indonesia, khususnya pulau Bali mayoritas masyarakatnya memeluk agama Hindu. Karena bali juga dijuluki sebagai pulau seribu pura, maka dari itu mayoritas masyarakat bali memeluk agama Hindu. Ada banyak sekali pura-pura yang ada di pulau Bali, salah satunya pura yang paling besar yaitu Pura Agung Besakih yang terletak di Karangasem. Namun masih banyak sekali pura-pura yang ada di Bali. Bali khusunya umat Hindu dikenal dengan tradisi yang unik, dan juga banyak. Salah satu tradisi yang banyak orang ketahui yaitu, ngaben. Ngaben Merupakan upacara kremasi atau bisa disebut pembakaran jenazah yang dilakukan oleh umat Hindu di bali.

Masih ada banyak tradisi di Bali khususnya umat hindu, salah satunya adalah hari raya Nyepi. Hari raya Nyepi bagi umat Hindu adalah untuk penyucian diri yaitu (Bhuana Alit)) dan penyucian alam semesta (Bhuana Agung). Perayaan hari raya ini merupakan tahun baru saka yang dirayakan dalam keadaan keheningan, dimana umat hindu tidak menjalani aktivitas seperti hari-hari biasanya atau bisa disebut dengan Catur Brata Penyepian. Jadi Bagian dari Catur Brata yaitu tidak melakukan pekerjaan disebut (Amati Karya), tidak berpergian disebut (Amati lenguan), tidak penyalakan api atau bisa kompor disebut (Amati Geni), dan tidak bersenang-senang atau tidak melakukan aktivitas yang bersifat menghibur (Amati Lelanguan). Namun sebelum hari raya Nyapai tiba 1 hari sebelum hari raya Nyepi  disebut dengan "Tilem sasih kesanga" yang dimana merupakan bagian penting dari rangkaian upacara sebelum hari raya Nyepi. Perayaan ini tujuannya untuk penyucian para dewata dan mengusir Bhuta kala (energi negatif) melalu rangkaian upacara bhuta yadnya. Setelah melakukan serangkaian acara, Tilem sasih kesanga juga ditandai dengan adanya pawai ogoh-ogoh. Pawai ogoh-ogoh adalah tradisi arak-arakan atau patung raksasa yang dibuat dengan bambu, atau styrofoam yang bersifat untuk mewakili para bhuta kala (negatif) yang dilaksanakan pada sore hari menjelang malam hari sebelum tiba nya Hari Raya Nyepi.

Sebagai umat beraga Hindu kita patut bangga terhadap Agama Hindu. Karena tradisi yang sangat banyak dan juga hari raya yang begitu banyak. Salah satu rahinan terbesar yaitu Hari Raya Suci Galungan dan Kuningan yang dilaksanakan dalam 6 bulan sekali atau dalam 1 tahun dilaksanakan 2 kali. Namun ada juga rahinan pagerwesi yang dilaksanakan juga 6 bulan sekali atau satu tahun 2 kali. Ada juga Rahinan Saraswati yang dilaksanakan juga 6 bulan sekali atau satu tahun 2 kali. Hari raya saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan, dimana pada saat Hari Raya Saraswati tiba umat hindu akan mensucikan buku-buku mereka, ini dipercaya bahwa kepercayaan terhadap Dewi Saraswati bahwa turunnya ilmu pengetahuan, dan pada saat Hari Raya Saraswati tiba, kegiatan belajar mengajar disekolah ditiadakan, dan menulis dan membawa juga sebaiknya tidak dilakukan. Kegiatan ini dianggap sebagai bentuk penghormatan kita sebagai umat Hindu kepada Dewi Saraswati. Tidak cuma itu, masih ada lagi Rahinan Purnama dan Tilem. Rahinan Purnama dan Tilem dilaksanakan 15 hari sekali dalam setiap bulannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam waktu 1 tahun umat hindu merayakan 12 kali perayaan Hari Raya Purnama dan 12 kali Perayaan Hari Raya Tilem. Tidak hanya rahinan saja, namun ada banyak tradisi , contohnya tari bali. Tari bali merupakan tarian yang sudah nilai luhur yang sudah turun-temurun. Tari bali sering ditampilkan pada saat upacara yadnya, maupun acara-acaran odalan di pura. Tari yang biasanya ditampilkan pada sat odalan di pura yaitu Tari Rejang Dewa. Tari Rejang Dewa adalah tarian yang ditarikan oleh penari yang masih anak-anak atau belum menginjak dewasa. Tari Rejang Dewa dipercaya sebagai tarian yang sakral karna untuk menyabut dan menghibur para dewa yang dipercaya turun ke Bumi, serta sebagai simbol rasa syukur dan penghormatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Namun sebagai Umat yang memeluk agama Hindu kita patut bangga, karena agama hindu termasuk ke agama tertua juga di dunia. Selain itu banyak ajaran-ajaran agama hindu yang dapat kita ambil dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun ajaran-ajaran tersebut disebut dengan "Ajaran Dharma". Dharma adalah inti ajaran dan pedoman hidup bagi umat Hindu yang berarti kewajiban, moralitas, dan kebenaran. Aspek-aspek dharma dalam Agama Hindu, Kewajiban dan tugas meliputi kewajiban seseorang untuk melakukan tugas yang sudah seharusnya yang sesuai dnegan tahap kehidupannya, dan status sosialnya. Moralitas dan Kebajikan yang harus diikuti oleh setiap individu dalam berprilaku dan tindakan yang diperbuat oleh setiap individu, Kebenaran dan Keadilan sebagai individu harus bisa menelaah mana kebenaran dan kedalian, karna seperti pada sila ke 5 yaitu "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" kita harus selalu berbuat adil pada setiap individu dan tidak membeda- bedakan tindakan maupun perlakuan, harus selalu bersikap adil.

Adanya ajaran dharma, membuat pedoman hidup seseorang yang bisa dibilang menjadi teratur, jika dibayangkan hidup sebagai umat beragama Hindu jika tidak ada ajaran Dharma, maka hidup kita menjadi tidak teratur, dan kita sebagai individu yang tidak memiliki pedoman hidup, tujuan hidup, maupun semnagat hidup. Namun terlepasnya dari ajaran Dharma pasti terdapat saja individu yang masih melanggarnya misalnya, berbuat sesuatu yang bersifat kriminal, pembunuhan, pencurian, maupu kejahatan-kejahatan lainnya. Adanya ajaran Dharma saja masih ada individu yang berbuat tidak benar atau dosa. Namun kembali lagi manusia tidak ada yang puas, dan juga manusia tidak ada yang sempurna di muka bumi ini.

Dengan mengetaui banyak pura-pura dan tradisi yang begitu banyak, dan juga rahinan-rahinan, kita sangat bangga menjadi umat beragama hindu. Dengan demikian kita sebagai umat hindu tidak hanya melaksanakan tradisi, namun juga menjaga nilai-nilai leluhur yang sudah ada sejak lama. Dan juga meningkatkan kualitas diri kita sendiri, dan meningkatkan nilai spiritual kita, dan juga yang terpenting kita tidak melupakan ajaran Dharma yang sudah menjadi pedoman hidup bagi individu umat Hindu. Namun tidak lupa negara kita yaitu Indonesia merupakan negara yang memiliki semboyan "Bhineka Tunggal Ika" yaitu walaupun kita berbeda-beda tetapi kita tetap satu jiwa. Yang berarti kita sebagai umat Hindu harus saling membantu, tidak membeda-bedakan teman dari luar negara, saling menghormati, memiliki jiwa loyalitas yang tinggi, merangkul antar sesama dan tetap menjaga nilai-nilai luhur, serta melaksanakan ajaran Hindu dengan penuh rasa ikhlas dan tanggung jawab sebagai umat beragapa Hindu demi mencapai tujuan bersama yaitu kebersamaan dan keharmonisan sesama umat beraga Hindu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun