Mohon tunggu...
Muhammad Suryadi R
Muhammad Suryadi R Mohon Tunggu... Lainnya - Founder Lingkar Studi Aktivis Filsafat (LSAF) An-Nahdliyyah

Tall Less Write More

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gus Dur dan Gusdur-ian adalah Primadona

1 Januari 2020   18:47 Diperbarui: 1 Januari 2020   18:49 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tidak mengenal Gus Dur ? Seseorang nyentrik ini adalah tokoh yang humanis, jenaka, pluralis, seorang politikus dan sekaligus seorang Kiai besar Nahdlatul Ulama. 

Telah mafhum dipahami bahwa Gus Dur mantan orang nomor satu di Indonesia ini semasa hidupnya adalah seorang yang sangat dekat dengan semua manusia tanpa tedeng aling-aling. Tak jarang langkah-langkahnya nyeleneh pun gerak-geriknya sering dianggap gila. Bahkan kerapkali ia dituduh sebagai sosok yang kontroversial. 

Perlindungannya kepada kelompok Ahmadiyah, keseringannya menjaga Gereja, keberaniannya melindungi etnis Tionghoa hingga pembelaannya kepada Arswendo adalah muara dari apa yang disangkakan itu. Namun belakangan, anggapan itu terbantahkan perlahan demi perlahan. Kebenaran-kebenaran dari dirinya semakin terang-benderang. Masyarakat Indonesia perlahan mulai memahami bahwa apa yang pernah dilakukan mendiang Gus Dur adalah benar adanya.

Belakangan kemudian banyak pengagum Gus Dur bermunculan. Petuah-petuah dan pesan-pesannya sontak menjadi viral dalam berbagai karya hingga tulisan-tulisan. Hingga kini orang-orang mulai menganalisa dan kembali mengkaji pemikiran-pemikiran Gus Dur baik yang dulu pembencinya maupun generasi milenilal yang hidup hari ini meski tak sezaman dengannya. Situasi bangsa Indonesia hari ini yang kian runyam membuat dirinya dirindukan oleh banyak orang. 

Gus Dur adalah sebuah primadona. Ia memiliki daya pikat yang sangat kuat melampaui daya pikat seorang wanita. Jika primadona disematkan untuk wanita maka primadonanya Gus Dur ada pada kecintaannya kepada semua manusia tanpa memandang apa agama dan sukunya. Segala bentuk tindak tanduk pemikiran dan laku gerakan Gus Dur dipandang dengan kacamata kemanusiaan.

Joke dan humor yang kerap terlontar dari lisannya adalah sinergitas dari kepribadiannya yang unik sekaligus langka. Gus Dur sedari awal telah memahami bahwa kemanusiaan adalah sebuah nilai yang harus diperjuangkan dan syarat yang harus dimiliki bangsa Indonesia untuk menegakkan keadilan, menghapus diskriminasi dan mewujudkan perdamaian. 

Olehnya itu, Gus Dur membela kemanusiaan dengan caranya yang nyetrik penuh humor namun sekaligus menjadi kritik. Kelincahan Gus Dur mengemas kritik dengan humor adalah salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang menjadikannya seorang tokoh yang pandai mengkritik sekaligus merangkul. Inilah keprimadonaan seorang Gus Dur. 

Yang paling brilian menurut penulis bahwa Gus Dur tidak pernah peduli hinaan orang lain dan ogah pusing dari makian yang datang menghujam dirinya, pun ia tidak sudi membalas kesemua itu dengan perlakuan yang sama atau melebihi. Jika ada, paling ia hanya berkata gitu aja kok repot. Dan dalam tempo yang singkat masalah itu juga selesai. 

Kegigihan dan konsistensinya pada kemanusiaan dengan gayanya yang khas itulah yang membuatnya menjadi primadona dan senantiasa dicintai dan dirindukan oleh semua orang.

Gus Dur pergi meninggalkan warisan. Warisan ini salah satunya yang nantinya akan merawat dan melestarikan apa yang telah dirintis oleh Gus Dur. Adalah GUSDURian nama warisan itu. GUSDURian adalah representasi Gus Dur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun