Kenapa tradisi per-baperan lebih banyak terjadi di kalangan perempuan daripada laki-laki? Jawabannya sederhana, karena bukan rahasia umum lagi apabila perempuan lebih emosional, sering menyertakan perasaan dalam suatu kondisi daripada laki-laki yang lebih rasional atau condong menggunakan akal.Â
Walau sebenarnya tidak ada yang salah, karena perempuan pada akhirnya kelak juga akan memilki jiwa ke-ibuan yang dibutuhkan dari peran perasaan.Â
Namun, ada pentingnya bagi kita, kaum perempuan terutama, untuk dapat mengkontrol kapan perasaan dan peran akal digunakan dalam suatu keadaan.Â
Jangan sampai ketika berdinamika dengan lika-liku kehidupan, kita sebagai perempuan menentukan keputusan dengan lebih banyak berlandaskan kepada perasaan daripada fikiran yang rasional atau akal sehat.Â
Di artikel ini, akan dibahas beberapa cara agar kita, perempuan bisa menghindari baper dan lebih berhati-hati ketika berinteraksi dengan kaum laki-laki sehingga dapat meminimalisir baper yang tidak diperlukan.Â
Karena perlu diingat, baper itu merepotkan. Selain membuang waktu, dan tenaga, ada banyak aktivitas yang lebih efektif dan bermanfaat untuk dilakukan daripada dilanda ke-baper-an yang tidak ada kejelasan bukan?
- Jangan mudah menyimpulkan
Terkadang perempuan mudah menyimpulkan perbuatan yang dilakukan kaum laki-laki dimana hal ini mungkin masih tergolong ambigu dan tidak menentu.Â
Apabila pihak laki-laki tidak mengatakan atau membuktikan sesuatu secara akurat dan konsisten, maka seharusnya tidak ada konklusi yang harus kita bentuk.Â
Hal ini sering terjadi di dalam suatu hubungan yang laki-laki nya terlalu friendly atau ramah, dan pihak perempuan yang terlalu mudah kebawa perasaan dan menarik kesimpulan darir satu pandangan saja.Â
Intinya, apabila ada hal yang masih ambigu dan tidak ada klarifikasi atau penjelasan dari pihak laki-laki, sebaiknya jangan berharap banyak dan mengambil kesimpulan sendiri, karena mungkin laki-laki itu tidak bermaksud seperti yang kamu simpulkan.
- Jangan menunggu sesuatu yang tidak pasti