Mohon tunggu...
Asa  Wahyu  Setyawan Muchtar
Asa Wahyu Setyawan Muchtar Mohon Tunggu... Guru honorer -

Asa Wahyu Setyawan Muchtar lahir di Malang, 1971. Cerita pendeknya Kastawi Budhal Perang dimuat dalam buku Pidato Tengah Malam, Dukut Imam Widodo, penerbit Dukut Publishing, Surabaya, 2015. Sebagian tulisannya bertema seni budaya dan pendidikan dipublikasikan di harian pagi Malang Post, majalah Berkat (Surabaya). Intens mengaransemen beberapa lagu ( khususnya bertema rohani) dan pernah ditampilkan dalam Pesta Vocal Group Antar Gereja (Peskaldag) tahun 2013 dan 2015 di Malang. Sebagai guru honorer seni budaya dan menjadi peserta aktif dalam Diklat P4TK Seni dan Budaya di Sleman, Jogjakarta tahun 2010 dan 2012. Kini bermukim di Kebonagung Malang. Didapuk sebagai Ketua 1 Eklesia Prodaksen Kebonagung Malang dan penggagas Kelas Menulis di Kebonagung. Bersama tim Eklesia Prodaksen sedang menyiapkan Festival Budaya Kebonagung tahun 2016 dan Antologi Kebonagung yang menghimpun berbagai tulisan dan fotografi tentang Kebonagung. Konsep: Ikutilah kemana imajinasimu mengembara, dan ciptakanlah karya disitu tanpa batasan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Persatuan Sepak Bola Diesel Kebonagung

16 Desember 2015   14:55 Diperbarui: 16 Desember 2015   14:55 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

MENELISIK SEJARAH SEPAK BOLA DI KEBONAGUNG

 

Persatuan Sepak Bola Diesel

Oleh WS Muchtar, Kebonagung Malang

 

Konon sepakbola adalah olah raga paling popular di planet ini tak terkecuali di Desa Kebonagung. Bertumbuhnya sepakbola di Kebonagung tak bisa dilepaskan dari peran Pabrik Gula Kebonagung dan perhatian yang besar dari Pak Lurah Kebonagung waktu itu, Bapak Karyo Utomo. Adalah Pak Kasdi, warga gang 5 Desa Kebonagung yang menjadi saksi keberadaan maraknya klub sepakbola di Kebonagung. Menurut penuturan Pak Kasdi, kisaran tahun 1954 seorang bernama Durachman warga Jl.Raya Kebonagung, mencetuskan persatuan sepakbola bernama PS Diesel. Para pemain belum menjadi karyawan PG Kebonagung. Para pemain PS Diesel: Suwarno Bagong (Jl.Raya Kebonagung); F.Suwaji (warga Gang 5 Kebonagung), Pak Kasdi ( warga gang 5 Kebonagung), Markim, Wajib (warga Jl.Mawar), Matalim (saudara Pak Wajib), Suyitno (warga Pakisaji), Kayat, Gimun (warga gang 1 Kebonagung), Asik, Sueb (Jl.Raya Kebonagung), Dendi (Jl.Raya Kebonagung), Suyanto dan Usman (anak Pak Durachan, pendiri PS Diesel), Mulyadi (warga gang 2 Kebonagung), Dibyo (warga gang 2 Kebonagung), Jamal (setelah tidak bermain sepak bola, beliau lebih konsen menjadi wasit sepak bola berlisensi dan salah satu wasit terbaik di wilayah Malang Selatan. Beliau warga gang 4 Kebonagung. Kondisi terkini Pak Jamal terbaring lemah di rumahnya); Henri Mukayat (warga gang 1 Kebonagung), Basir dan Sunarto (warga Kebonsari), Sucipto (Pak RW 3 Kebonagung). Pengurus PS Diesel antara lain: Pak Durachman, Pak Abdul Hamid dan Pak Slamet, Pak Mukariyono, Pak Jais dan Pak F.Suwaji.

Menurut informasi Pak Kasdi, para pemain PS Diesel direkrut oleh PG Kebonagung menjadi pegawai PG Kebonagung. Pak Kasdi sendiri tidak bergabung karena beliau sudah bekerja di Hubdam tahun 1960-an. Pak Kasdi baru menjadi pegawai PG Kebonagung tahun 1963.Seragam PS Diesel putih bergaris hijau muda berbahan kaos. Dan uniknya lagi menurut penuturan Ibu Sukani, istri dari Pak Kasdi dan juga yang sering mencuci seragam , ada seragam yang berwarna merah-merah yang bahannya dari kain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun