Mohon tunggu...
Enni Kurniasih
Enni Kurniasih Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Ibu dari dua putra yang nyambi jadi Penulis, Blogger, dan jualan online.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Game..Candu atau Butuh

8 Agustus 2014   04:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:06 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anakku Dani yang berumur delapan tahun, selalu bangun sebelum azan Subuh berkumandang. Padahal sekolahnya masuk pukul 12.30 setiap harinya. Saya senang, karena ia bisa bangun pagi tanpa omelan dari saya. Tapi ternyata ia punya aktivitas yang mengejutkan setiap paginya. Setelah cuci muka, ia balik lagi ke kamar dan langsung menyalakan laptop ayahnya yang memang selalu stand by di meja kamar.

Penasaran dengan tingkahnya, saya ikuti ke kamar. Apa sih yang dikerjakannya? Apa ia ada PR yang membutuhkan Om Google sehingga harus online pagi-pagi? Ternyata anak sulung saya ini sedang mengakses game online. Ia men-download game yang ia suka dan langsung memainkannya begitu bangun tidur setiap harinya. Begitu kuat keinginannya untuk dapat main game, ia rela mempercepat tidur malamnya, sehingga bisa bangun lebih awal.

Karena di jam-jam lain, laptop tersebut dipakai ayahnya kerja. Saya shock dengan kejadian ini. Apakah anak saya sudah kecanduan game? Tapi setelah dipikir-pikir, ia menjadikan game sebagai motivasinya untuk bangun pagi. Mungkin, bolehlah saya toleran sedikit. Asalkan frekuensinya tidak luput dari pengawasan saya. Saya mulai mendampinginya saat sedang browsing game. Sehingga saya tahu game apa saja, yang dimainkan oleh anak saya. Untunglah yang ia suka adalah game ketrampilan seperti balapan atau parkir.

Hingga suatu hari saya menemukan artikel tentang Tinker Games. Sebuah perusahaan di Bandung yang bergerak dibidang game. Perusahaan ini didirikan oleh Panji Prakoso, alumni Desain Komunikasi Visual ITB. Artikel ini membuat saya beradai-andai. Andai anak saya juga bisa membuat game seperti Panji, tak hanya sekedar hobi mainnya saja. Andai ada kursus atau sekolah untuk anak-anak yang ingin belajar seluk beluk pembuatan game. Saya bersyukur ternyata Panji juga memimpikan hal yang sama. Insya allah, Indonesia akan memiliki Art School yang memiliki jejaring di seluruh dunia dan diakui secara internasional. Karena inilah cita-cita Panji dan merupakan harapan orangtua seperti saya. Agar anak-anak yang hobi main game mempunyai tujuan, kemana hobi mereka ini berlabuh. Dan game bukan lagi merupakan candu yang harus dijauhkan dari anak-anak, melainkan sebuah hiburan yang terkadang kita butuhkan dalam keseharian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun