Mohon tunggu...
Bunda Iyank
Bunda Iyank Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

just an ordinary mom, wish to have an extra ordinary family hobi baca semua jenis bacaan yang asyik, punya banyak teman n saudara...enjoy life

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bu Romlah, Tokoh yang Menakutkan untuk Anakku

4 Januari 2013   13:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:30 3582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bunda...tolong dong ganti chanel tv..." "lho, memang kenapa bunda lagi nonton nih, ini kan sinetron favorit bunda, jangan ganggu ahh, kamu kan dah dari sore nonton kartun gantian sekarang waktunya bunda oke...." "Ya deh bunda boleh nonton sinetron tapi jangan ada ibu-ibu yang galak sama suaminya yaa, kan aku jadi takut" Belum sempat aku berkata lagi tiba-tiba putra semata wayangku langsung berlari ke kamarnya sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Reaksi yang tak pernah kukira untuk anak macam putraku yang terkenal pemberani. Baru saja akan kutambah volume televisi sayup-sayup kudengar suara tangis sesunggukan, segera kuhampiri putraku. "lho...kamu kenapa nak?" "aku takut bun, beneran deh..." katanya sambil memeluk erat buah hatiku tercinta. "memang kamu takut sama apa?" "aku takut sama bu Romlah yang galak, bunda jangan galak seperti itu ya, bu Romlah itu galak banget sama suaminya berarti dia juga galak sama anaknya bun, kan dia ibu tiri" tak pernah kuduga sebegitu paranoidnya anakku si "jagoan" terhadap tokoh dalam suatu sinetron kejar tayang di salah satu stasiun tv swasta itu. Kucoba terus menenangkannya sambil memeluk erat dan mengecup keningnya. "Itu cuma peran dalam film aja sayang, lagipula bu Romlah itu kan cuma galak sama suaminya yang memang perlu unt uk diperlakukan seperti itu biar bisa berubah sikapnya" tak juga menghentikan tangisnya malah semakin menjadi.

13573070681722368997
13573070681722368997
Memang seberapa kerasnya usahaku untuk meyakinkan putraku bahwa tokoh itu cuma ada di dalam film tetap saja tak bisa menghapus memorinya tentang tokoh bu Romlah. Dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series, memang banyak tokoh-tokoh berkarakter kuat dengan para pemerannya yang kebetulan pas dengan peran mereka masing-masing. Seperti biasa dalam komersialitas tayangan televisi sistem kejar tayang selalu ada tokoh antagonis yang selalu bikin geregetan penontonnya. Walhasil mereka sukses dengan penokohan sehingga mampu menguras emosi bahkan sampai meitikkan air mata untuk adegan-adegan tertentu. Di beberapa episode yang lalu, memang tokoh Romlah sering dimunculkan bahkan terkesan diada-adakan perannya guna menutupi tokoh utamanya yaitu bang Sulam yang diperankan Mat Solar yang dikabarkan sedang dalam kondisi kurang fit untuk melakukan kegiatan syuting. Tokoh Romlah yang diperankan oleh artis Nova Soraya berhasil memunculkan kesan jutek, judes apalgi terhadap suami pura-puranya yaitu si Kardun. Mungkin gambaran inilah yang belum bisa diterima oleh rasio pikiran anak kecil yang tak terbiasa melihat perlakuan kasar seorang istri terhadap suaminya. Apalagi di keluarga kami biasa menjunjung tinggi kehormatan suami, anak yang patuh terhadap ayah ibunya. Di awal kemunculannya sinetron ini begitu banyak nilai positif yang bisa kita contoh yaitu kegigihan seorang tukang bubur memperjuangkan nasibnya lewat usaha dan doa yang tiada putus-putusnya dan juga mampu memotivasi orang-orang yang senasib dengannya untuk tak menyerah dengan keadaan mereka. Seiring naiknya rating tayangan prime time, jadwal syuting yang membuat para pemain kelelahan karna dikejar deadline, lama-kelamaan penonton yang jeli npun pasti merasakan banyak keanehan dan kejanggalan,  seakan keluar dari tema inti dan bukan lagi sebagai sinetron yang  awal pemunculannya bisa memberikan pencerahan. Sebagai ibu saya berusaha menepis ego kesenangan saya semata demi kebaikan perkembangan kepribadian putra. Lagipula 'ketakutan ' anak saya bukan tanpa alasan , mungkin saja ini koreksi untuk diri saya agar lebih selektif memilih tontonan yang jam tayangnya masih di bawah waktu tidur malamnya seusia anak saya. Semoga saja ke depannya para pemerhati pertelevisian lebih cermat lagi menayangkan tontonan yang lebih bervisi misi religi bukan hanya memikirkan tingginya rating serta komersialitas semata namun lebih kepada perkembangan pembentukan pribadi generasi muda bangsa ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun