Mohon tunggu...
Maya Siswadi
Maya Siswadi Mohon Tunggu... Lecturer, Mom

Ibu 3 anak, lecturer; blogger

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menguak Kekayaan Budaya Cina Benteng di Seputar Pasar Lama Tangerang

31 Mei 2025   10:27 Diperbarui: 31 Mei 2025   16:55 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketemu Kompasiana dengan guide Elsa dari Benteng Walking Tour di spot Stasiun Tangerang (dok. Pribadi)

Pagi itu, Minggu 25 Mei 2025, sejak pukul 06.00 saya sudah bersiap-siap mandi dan sarapan. Di saat orang lain masih menikmati minggu paginya dengan bergelung di balik selimut, saya yang tak bisa tidur nyenyak sejak semalam, sudah sibuk membuat roti telor.

Roti telor itu sebagian saya siapkan untuk sarapan anak-anak dan suami, sebagian lagi buat bekal di jalan. Takut tak sempat sarapan dengan proper dan buat pengganjal perut sebelum makan siang. Buat saya penderita asam lambung, bawa bekal dan mengantongi cemilan adalah wajib! Perut tidak boleh kosong lama, biar sedikit harus sering-sering diisi .

Akhirnya pukul 06.40, berangkat ke stasiun yang berjarak 1,5km dari rumah. Dekat banget? Iyess, sometimes kalo malam suara kereta dan suara penghalang pintu kereta kedengeran sampai ke rumah.

Setelah transit di stasiun Tanahabang dan Duri, sekitar pukul 08.15 sampai lah saya di titik kumpul stasiun Tangerang. Tak jauh dari Indomaret stasiun, saya melihat teman-teman Ketemu Kompasianer yang sedang asyik bercengkrama.

Sekitar pukul 08.45, mas Kamil dari Kompasiana mengumpulkan kami di satu titik untuk memulai Walking Tour pagi itu bersama Tour Guide cici Elsa Novia Sena dari Benteng Walking Tour. Elsa pun mengenalkan diri dan beberapa Budaya Cina Benteng. Salah satunya panggilan CiDe dan KoDe, Cici Gede dan Koko Gede, panggilan untuk Cici-cici dan Koko-koko yang lebih "senior" . Jadi kalau kalian main-main di sekitar Pasar Lama Tangerang dan mendengar panggilan CiDe atau KoDe gini, jangan kaget ya .

Spot pertama yang dikenalkan tentu saja Stasiun Tangerang yang diresmikan sejak tahun 1889. Stasiun ini dibangun untuk memudahkan distribusi hasil bumi dan berbagai komoditi dari Tangerang.

Perjalanan dilanjutkan menuju spot berikutnya dengan berjalan kaki menuju pabrik Kecap SH yang letaknya tak jauh dari Pasar Lama Tangerang. Kecap legendaris yang berdiri sejak tahun 1920 ini banyak digunakan sebagai kecap suguhan di warung-warung makan, pedagang kaki Lima, hingga warga lokal.

Spot Pabrik Kecap Benteng legendaris di kota Tangerang dskt, kecap SH (dok.pribadi)
Spot Pabrik Kecap Benteng legendaris di kota Tangerang dskt, kecap SH (dok.pribadi)

Kecap ini sudah cukup bagus ekspansinya, sudah masuk berbagai marketplace dan supermarket besar. Bahkan sudah lebih maju lagi karena hadir juga di Instagram, menyadari pentingnya promosi melalui media sosial, tak lagi mengandalkan penjualan lokal untuk tetap bertahan.

Lanjut ke spot berikutnya yang juga tak jauh dari Pasar Lama, pabrik Kecap Benteng cap Istana yang sudah berproduksi sejak tahun 1882. Kecap ini tidak diproduksi dalam kemasan kecil dan distribusinya kebanyakan langsung ke pengusaha catering dan restaurant.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun