Jakarta, 20 Oktober 2025 -- PT Brantas Abipraya (Persero) membuktikan komitmennya dalam menopang swasembada pangan nasional. Hal ini dibuktikan dengan Pembangunan Bendungan Mbay yang penyelesaiannya terus dipacu. Terletak di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pengerjaan Bendungan Mbay ini ditargetkan selesai pada Desember 2026. Sebagai Perusahaan konstruksi, Brantas Abipraya sangat menyadari bahwa infrastruktur sumber daya air sangatlah penting.
"Ini adalah langkah strategis Brantas Abipraya dalam upaya mendukung kedaulatan pangan nasional. Hingga akhir September, progres konstruksi Bendungan Mbay Paket II yang dikerjakan Brantas Abipraya telah mencapai 89,387% dan ditargetkan rampung pada Desember 2026," ujar Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Ditambahkan Dian Sovana, setelah rampung dibangun, bendungan ini nantinya dapat mendorong peningkatan produksi beras di Kabupaten Nagekeo hingga 2,5 lipat. Tak hanya itu, Bendungan Mbay ini dapat menampung hingga 51 juta meter kubik air, nantinya akan menyuplai air irigasi pada lahan pertanian di Kabupaten Ngagekeo seluas 4.200 hektare, dengan pengembangannya 1.900 hektare. Ketersediaan air menjadi kunci pembangunan di NTT yang memiliki curah hujan lebih rendah dibanding daerah lain.
Sebagai informasi, Bendungan Mbay yang merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) ini diproyeksikan akan menghasilkan air baku 0,21 m3/detik dan memberikan manfaat irigasi terhadap 5.928 hektare lahan pertanian. Dalam pembangunan bendungan ini, Brantas Abipraya dipercaya untuk membangun pada Paket II dengan ruang lingkup pekerjaan Bangunan Pengelak (Terowongan), Bangunan Pelimpah (Spillway), Bangunan Pengambilan (Intake), serta Pekerjaan Hidromekanikal & Elektrikal.
Dengan kapasitas tampung sebesar 51,74 juta m3, Bendungan Mbay diproyeksikan untuk pengembangan dan peningkatan Daerah Irigasi (DI) Mbay Kanan dan Kiri hingga 6.100 hektare. Bendungan Mbay dibangun di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan yang berjarak sekitar 30 km dari pusat kota Kabupaten Nagekeo. Bendungan ini juga memiliki manfaat lain untuk mendukung kebutuhan air baku di Nagekeo sebesar 205 liter/detik dan mengurangi debit banjir Sungai Aesesa sebesar 283 m3/detik.
Selain memberi nilai tambah untuk daerah sekitar bendungan yang dibangun Brantas Abipraya, karya infrastruktur sumber daya air yang sedang dikerjakan ini adalah merupakan salah satu jawaban dari tantangan climate change atau perubahan iklim yang dihadapi saat ini. Seperti diketahui hal ini membuat terjadinya kekurangan air pada musim kemarau yang berkepanjangan dan curah hujan tinggi yang dapat mendatangkan banjir.
"Pembangunan bendungan menjadi sangat penting, inipun merupakan bukti Brantas Abipraya selalu hadir untuk Indonesia dalam mempersiapkan infrastruktur SDA (Sumber Daya Air) guna mendukung Pemerintah dalam mengatasi tantangan perubahan iklim global. Melalui bendungan kita dapat meningkatkan produktifitas pertanian, memudahkan masyarakat sekitar dalam memperoleh air bersih yang bermanfaat untuk kepentingan masyarakat, serta meningkatkan perekonomian masyarakat," tutup Dian Sovana, Sekretaris Perusahaan Brantas Abipraya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI