Mohon tunggu...
Insan Kamil
Insan Kamil Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - punyaku

kelompok 6 - Insan Kamil Fathurrizqi - Kanaya Ndaru Syalika - Kaysa Tifara Adzania

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Negatif Pandemi bagi Para Remaja

16 Oktober 2021   11:00 Diperbarui: 16 Oktober 2021   11:09 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saat ini wabah Covid-19 sedang menjadi topik pembicaraan yang sering diperbincangkan di seluruh belahan bumi. Karena hal ini membuat banyak negara menetapkan perintah kepada warga negaranya untuk memberlakukan lockdown yang dilaksanakan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Mayoritas pemerintah daerah membuat kebijakan untuk melaksanakan pembelajaran bagi para siswa dengan sistem daring (dalam jaringan) atau bisa disebut juga PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), semua orang mengalami dampak negatif pandemi ini, salah satunya adalah para pelajar. Dampak negatif yang pertama adalah turunnya efektifitas pembelajaran yang disebabkan oleh banyaknya siswa yang sering mengantuk saat guru sedang menerangkan materi pembelajaran secara online dan itu menyebabkan para siswa sulit memahami pelajaran. Dampak negatifnya tidak hanya menyerang pembelajaran saja, namun kelancaran komunikasi dengan orang lain secara langsung juga menurun, karena lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan banyak menghabiskan waktu di depan layar. Selain menyerang mental, pandemi juga dapat menyerang kesehatan fisik contohnya adalah mata, intensitas waktu menatap layar yang naik drastis dapat menyebabkan gangguan pengelihatan seperti mata terasa perih, berat, dan timbulnya penyakit mata seperti buramnya penglihatan.

Pandemi Covid-19 ini membawa banyak perubahan dalam pola kegiatan dikalangan para remaja. Salah satunya adalah perubahan pada para Siswa SMP dan SMA. Sebelum terjadinya pandemi mereka melakukan pembelajaran dengan tatap muka. Sedangkan disaat pandemi seperti ini pembelajaran dilakukan secara jarak jauh (PJJ). Mereka harus beradaptasi dengan proses pembelajaran yang mengharuskan mereka untuk menggunakan gadget. Menurut survei yang dilakukan salah satu guru di SMAN 6, tidak sedikit dari mereka yang mengeluh karena kesulitan menggunakan gadget. Mereka juga kesulitan karena kendala jaringan, karena tidak semua daerah memiliki jaringan yang bagus. Hal itu membuat mereka kesulitan  untuk mengikuti pembelajaran yang dikarenakan pembelajaran saat ini menggunakan aplikasi seperti Zoom meeting, Google meet, dan aplikasi-aplikasi lainnya.

Hal ini didukung oleh pernyataan Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang menyatakan bahwa turunnya efektivitas belajar siswa di sebabkan karena konektivitas yang belum memadai dan banyak pelajar yang tidak memiliki gawai/gadget untuk menunjang pembelajaran PJJ.

Sebelum pandemi Covid-19 ini menyerang Indonesia, para remaja lebih tepatnya pelajar kegiatan sehari-hari nya dipenuhi dengan berbagai aktivitas seperti;belajar di sekolah, mengikuti ekstrakulikuler di sekolah, berceloteh ria dengan teman-temannya dan berbagai aktivitas lainnya yang selalu memberikan momen bahagia dalam hidup mereka. sedangkan saat pamdemi ini, mereka lebih menghabiskan hari-harinya didalam rumah saja, yang dikarenakan adanya pembatasan kegiatan diluar rumah yang diadakan oleh pemerintah selama pandemi ini. Hal itu membuat mereka merasa jenuh, sedih dan kesepian karena tidak bisa berinteraksi bersama teman-teman nya.

Perubahan emosi remaja saat ini sering berubah-ubah. Menurut survei yang dilakukan pada remaja 15 tahun yang berinisial K.H.A ia merasa kurang percaya diri saat bertemu orang baru dan canggung untuk sekedar berbincang dengan orang secara langsung. Pada awal-awal Pandemi, banyak dari mereka yang merasa cemas dan perasaan terisolasi yang membebani, terhadap perubahan hidup akibat wabah ini.

Disaat pandemi ini gadget adalah salah satu alat yang bisa membantu mereka untuk memenuhi metode PJJ atau sekedar mencari hiburan dikala bosan. Dibandingkan di saat sebelum pandemi, gadget tidak terlalu dibutuhkan bagi para pelajar, karena tugas dan informasi dari sekolah bisa diedarkan secara langsung.

Sinar biru gadget bisa mempengaruhi Kesehatan mata para pelajar. Dilansir dari Halodoc dampak negatif dari sinar biru pada gadget adalah menyebabkan kelelahan mata, menyebabkan sulit tertidur, dan menyebabkan kerusakan pada retina dan kornea. Untuk kalangan remaja, WHO merekomendasikan durasi screentime sebanyak 2 jam perhari. Tetapi disaat pandemi ini gadget sering digunakan untuk mengakses materi pembelajaran dan tugas. Pembelajaran itu sendiri memakan waktu lebih dari 2 jam. Hal itu bisa memungkinkan para remaja mengalami kerusakan mata.

Dalam hal ini adapun upaya yang bisa dilakukan oleh para remaja untuk mengatasi beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari pandemi yaitu, membatasi penggunaan gadget jika tidak diperlukan, meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan keluarga, dan melakukan olahraga di luar ruangan minimal 3 kali dalam seminggu. Untuk mengurangi kecemasan terkait dengan virus Covid-19, remaja bisa mencari berita dari sumber-sumber terpercaya mengenai Covid-19.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun