Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Minta Disediakan Mushala di Kampus di Negara Non Muslim

9 April 2023   23:57 Diperbarui: 10 April 2023   00:40 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mushala kampus (sumber: homesynchrinize.com)

Waktu itu menjelang Ramadan. Saya baru masuk kuliah di salah satu universitas di Australia, atas beasiswa pemerintah Australia. Ini yang saya sebut pada judul tulisan ini dengan sebutan 'negara non muslim.' Hal ini dikarenakan situasi kondisi di sana, walau negara tersebut tidak berdasarkan agama, tetapi umat Islam di sana merupakan minoritas.
 
Kampus tempat saya berkuliah di program pasca sarjana tersebut berada dalam wilayah Negara Bagian New South Wales, tetapi bukan di ibukota negara bagiannya. Jarak kota tersebut dari Sydney - ibukota Negara Bagian New South Wales sekitar 8 (delapan) jam perjalanan bila mengendarai mobil pribadi dan sekitar 3 (tiga) jam dari Melbourne - Ibu Kota Negara Bagian Victoria - juga dengan berkendaraan mobil pribadi. 

Jadi, walaupun secara administratif berada dalam wilayah Negara Bagian New South Wales, tetapi bila sedang liburan ataupun ingin merasakan bepergian di sebuah Ibu Kota Negara Bagian, kami (saya dan keluarga) lebih sering ke Melbourne, dibandingkan ke Sydney.
 
Saat bertemu dengan penanggung jawab International Student Affair (yang mengurusi mahasiswa-mahasiswa dari mancanegara - seperti saya ini) dalam suasana awal tersebut, saya ditanyai apakah ada kebutuhan yang diperlukan di kampus untuk memperlancar perkuliahan? Beliau ingin mendiskusikan hal-hal apa yang sekiranya dapat difasilitasi oleh pihak universitas.
 
Karena saat berkeliling di kota tempat kami tinggal itu yang pada saat itu (tahun 2007) berpenduduk sekitar 48 ribu jiwa, tidak ada satupun mushala - walau ada komunitas muslimnya. Sementara di kampus, mahasiswa muslim ada, tetapi tidak banyak dan sudah dapat dibayangkan, tidak ada mushala juga. 

Akhirnya, saya putuskan untuk menyampaikan usulan ini. Saya katakan bahwa bila memungkinkan, saya ingin dapat disediakan ruangan tempat shalat untuk muslim beribadah shalat. Kemudian sayapun menyebutkan bahwa karena nanti saya akan berada lama di kampus sehari-harinya, maka akan lebih baik kalau dapat disediakan tempat shalat itu. Kemudian iapun menanyakan lebih jauh tentang usulan itu, seperti ruangan seperti apa yang diinginkan, apa persyaratannya dan lain sebagainya. Diakhir diskusi ia mengatakan bahwa ia akan membawa usulan ini ke Dekan dan kemudian Rektor untuk mendiskusikan usulan saya tersebut.
 
Sebelumnya sempat pula saya tanyakan, apakah selama ini dari beberapa mahasiswa beragama Islam (S1 maupun pasca sarjana) tidak ada yang meminta mushala ini? Ia katakan tidak ada. Hanya baru saya yang mengusulkan mushala tersebut.
 
Hanya perlu 3 (tiga) hari untuk mendapatkan respon dari Dekan. Ia menyampaikan ke saya bahwa usulan saya diterima oleh Dekan. Dekan menyetujui untuk menyediakan 'Muslim Prayer Room' untuk saya dan untuk mahasiswa-mahasiswa Muslim lainnya di kampus tersebut. Ruangannya dekat dengan perpustakaan, tadinya merupakan bagian dari keadministrasian. Yess, saya bilang dengan bergembira. Iapun kemudian mengajak saya untuk meninjau ruangan tersebut. Ruangannya tertutup dengan pendingin udara di dalamnya. 

Berukuran kira-kira 2 x 3 meter persegi. Di  dalamnya sudah disediakan oleh pihak kampus satu buah meja dan dua buah kursi dengan lantai yang sudah berkarpet wall to wall. Kemudian saya meminta agar kursi dan meja dapat dikeluarkan cukup karpet saja, bahkan saya katakan, akan lebih baik kalau ada ekstra karpet ukuran personal di atasnya dan di belakangnya untuk shalat berjamaah (sajadah). Iapun langsung mengajak - pulang kuliah, untuk pergi ke toko karpet untuk membeli tambahan karpet lagi yang akan difungsikan sebagai sajadah itu.
 
Luar biasa. Untuk permintaan dari 1 (satu) orang mahasiswa beragama Islam, yang baru masuk kuliah di situ, pihak kampus memenuhi keinginan ataupun usulan tersebut untuk menyediakan mushala untuk tempat shalat. Sangat patut untuk diapresiasi.
 
Keesokan harinya, mushala sederhana tersebut sudah dapat berfungsi sebagai mushala dengan nama di luar ruangan adalah "MUSLIM PRAYER ROOM" - please remove your shoes before entering (harap lepas sepatu sebelum masuk). Di dalamnya sudah ada karpet dasar dan karpet tambahan yang berfungsi sebagai sajadah. Oleh pihak kampuspun, berfungsinya mushala ini diumumkan secara luas di pihak internal kampus. Alhamdulillah... thanks pak Dekan, thanks pak Rektor, thanks kampusku.
 
Ada kejadian lucu di keesokan harinya. Sekitar pukul 6 pagi, saya ditelpon oleh pihak kampus. Ia bingung menanyakan, karena pihak cleaning service - yang memang bekerja di pagi buta itu, menelponnya menanyakan apakah cleaning service juga harus copot sepatu saat memasuki ruangan itu. 

Si petugas cleaning service ini nggak berani masuk karena di luar pintu tertulis: harap copot sepatu sebelum masuk. Dan mereka bila bekerja, tentu mengenakan pakaian lengkap cleaning service plus sepatu. Sayapun langsung menjawab sambil tertawa geli bahwa si petugas tersebut harus pula melepas sepatu, karena demikian keharusannya, untuk menjaga kebersihan mushala - terutama dari kotoran/najis yang dibawa dari luar. Iapun kemudian mengerti alasan dibalik lepas sepatu tersebut, termasuk memang saat melakukan shalat, kita tidak mengenakan sepatu.
 
"Ok, got it, Bugi, I will then tell him to remove his shoes before entering Muslim Prayer Room, anytime he will clean up the room."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun