Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Mudik Cerdik Pilihan

Di Libur Lebaran Ini, Saya Sih "Ngota" Bukan Mudik

2 Juni 2019   10:11 Diperbarui: 2 Juni 2019   10:19 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalan tol yang dipadati pemudik (sumber gambar: ayobandungdotcom)

Walau tujuannya Jakarta, saat di Makassar, tetap masalah per-ongkos-an tiket pesawatlah yang menjadi kendala utama. Tapi, saat berada di Makassar itu, saya biasanya justru membeli tiket pesawat tidak jauh-jauh hari, melainkan mepet beberapa hari sebelum pulang ke Jakarta (biasanya saat cuti bersama resmi diberlakukan oleh pemerintah). Karena, berdasarkan pengalaman, tiket pesawat menjelang akhir lebih sering mengalami penurunan atau diskon besar-besaran.

Hanya saja, situasi per-tiket-an saat ini rupanya berbeda dengan saat saya masih di Makassar dan ini terjadi secara nasional yaitu harga tiket pesawat yang melambung tinggi. Pengalaman teman saya yang akan mudik ke Surabaya (dari Makassar) tahun ini.

Kalau biasanya (lebaran sebelumnya) ia dapat membeli tiket dengan harga berkisar antara Rp 600 - 800 ribu, untuk lebaran kali ini ia harus merogoh kocek Rp 1,5 juta. Dua kali lipatnya, luar biasa.

Melihat lonjakan harga tiket yang demikian itu, kok saya, yang nggak harus mudik, menjadi merasa beruntung - maaf. Namun tetap berharap agar Pemerintah dan pihak terkait dapat memberi perhatian lebih terhadap hal ini, agar tiketnya terjangkau dan tidak menyulitkan masyarakat. 

Saya mengalami lho dulu itu kalau beli tiket yang harganya tinggi, rasanya gimana gitu, selalu berpikir, wah sayang sekali yah, uang THR yang diterima banyak tersedot untuk membeli tiket pesawat.

Karena memang sedikit berbeda dengan situasi di luar negeri. Pengalaman saya saat saya berada di Belanda, saat memasuki musim liburan, banyak diskon untuk tiket-tiket pesawat, kereta api dan bis antar kota. Sama halnya saat saya tinggal di Australia. 

Pengalaman saya saat menjadi mahasiswa dulu, di Negara Bagian Victoria, di hari Natal, naik kereta api antar kota kemanapun tujuannya digratiskan. Memang perlu pesan tiket jauh hari sebelumnya, dan ini menjadi pengalaman menarik kami para mahasiswa Indonesia yang berada di sana. 

Kami berombongan memesan tiket tersebut dan menikmati perjalanan kereta ke tujuan kota terjauh secara gratis. Berangkat dari Melbourne dengan kereta api terpagi dan pulang kembali ke Melbourne dengan kereta terakhir dari kota yang akan kami singgahi tersebut. Indonesia perlu memikirkan hal seperti ini. Insyaallah someday ya.

Namun, melihat situasi dan kondisi per-mudik-an saat ini, walau masih perlu perbaikan di sana-sini, kita sudah harus sangat bersyukur sekali, dengan infrastruktur-infrastruktur yang dibangung pemerintah. 

Seperti jalan tol misalnya, yang dibangun secara masif di beberapa lokasi di pulau Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Sebagai contoh adalah telah terhubungnya jalan-jalan tol di Pulau Jawa (link berita dapat dilihat di sini).

Kemudahan berkendara melalui darat memungkinkan pula berkurangnya minat para pemudik untuk menggunakan moda transportasi pesawat, karena seperti dilihat di sini, memang terjadi penurunan jumlah penumpang dibandingkan tahun sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Mudik Cerdik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun