Mohon tunggu...
Budi SurantaGinting
Budi SurantaGinting Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Menjadi dan berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

[Sejarah] Sepenggal Jejak Arah

5 Mei 2020   05:59 Diperbarui: 5 Mei 2020   05:50 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara umum sejarah adalah kejadian masa lalu yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak.

Sepenggal; memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda, sehingga sepenggal dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Jejak; bekas yang menunjukkan adanya perbuatan dan sebagainya yang telah dilakukan.

Arah; petunjuk keadaan sehingga perjalanan sampai di tujuan.

Bung Karno  Presiden pertama Republik Indonesia telah membacakan teks Proklamasi yang membawa Bangsa Indonesia pada "pintu gerbang" kemerdekaan. 

Setelah pintu gerbang sebuah rumah besar yang berhalaman luas dengan taman yang asri dan teduh biasanya adalah pelataran. Lalu dimana "tujuan" tamu setelah memasuki gerbang sebuah rumah besar? Ya pelataran , biasanya tamu disambut oleh tuan rumah di muka pintu utama rumah bahasa kerennya lobbylah mungkin. Lalu apakah "lobby" itu tujuan sebenarnya? Belum. Setelah berbasa-basi sedikit tamu akan diajak masuk oleh tuan rumah ke ruang tamu, jika dianggap sebagai tamu biasa. Jika tamu adalah kerabat biasanya tamu akan ngobrol di ruang tengah yang merupakan tempat aktifitas seluruh keluarga besar tampak. Ada transparansi disana, suasana "hangat" dan tanpa basa-basi.  Apakah ini sudah tujuan? Belum. Karena ada dua objek yang berinteraksi maka masing-masing objek mempunyai tujuannya. Jika tamu tak diundang tujuan tuan rumah hanya pada obrolan basa-basi yang dihidangkan dengan makanan dan minuman ringan sambil berkata dalam hati "mau ngapain sih nih orang semoga cepat pulang". Tetapi tamu diundang lain ceritanya, tuan rumah sudah mempersiapkan kedatangan sang tamu. Setelah ngobrol ngalor-ngidul di ruang tengah, tiba saatnya tuan rumah membawa tamu pada tujuannya. Yaitu mencicipi makanan yang dihidangkan di meja makan. Dimana ada kesetaraan, duduk satu meja di hadapan makanan dengan menu sama sesuai selera masing-masing. Itukah tujuan? Belum. Setelah perut kenyang masih adalagi kebutuhan lain untuk bisa santai menikmati suasana, maka tuan rumah membawa tamu duduk dan berjalan di taman sambil membicarakan kesenangan dan hobi. Sampai tiba waktunya pulang.

Era Soekarno berakhir dan tongkat estafet kepemimpinan Republik Indonesia dipegang Soeharto Presiden kedua, lalu tongkat estafet berturut-turut pindah ke Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, Jokowi. 

Masing-masing periode kepemimpinan menyisakan catatan-catatan tentang demokrasi, korupsi, kolusi dan "nasi basi".

Pentingkah mengorek-orek luka yang membuat luka menjadi tidak sembuh-sembuh? Atau kembali kepada romantisme yang membuat tidak sampai-sampai pada tujuan. 

Sepenggal jejak arah ada baiknya dijadikan sebuah "stepping stone" untuk dapat sampai pada tujuan. Karena yang terpenting dalam sebuah peradaban bangsa adalah membawa masyarakatnya ada di dalam kesejahteraan dan kemerdekaan sesungguhnya. Ibarat sebuah rumah, tamu dapat merasakan kebahagiaan yang sama dengan tuan rumah.

Dimanakah Indonesia saat ini? Masih di pelatarankah? Ruang tamu? Tampaknya kita belum ada di ruang tengah apalagi taman yang membawa suasana rileks dan nyaman.

[Sejarah] Sepenggal Jejak Arah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun