Mohon tunggu...
Budiman
Budiman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Penulis. Menyukai berbagai bidang pekerjaan yang menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konflik Etnis dan Politik Identitas: Analisis Kasus dari Berbagai Konflik di Dunia

24 Februari 2024   18:06 Diperbarui: 24 Februari 2024   18:16 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perang Senjata (Sumber: Pixabay.com/Dariusz Sankowski)

Konflik etnis dan politik identitas masih menjadi tantangan besar di banyak belahan dunia, sehingga menimbulkan ancaman terhadap perdamaian, stabilitas, dan kohesi sosial.

Konflik-konflik ini seringkali muncul dari keluhan sejarah yang mengakar, persaingan untuk mendapatkan sumber daya, dan manipulasi politik terhadap identitas etnis.

Dalam artikel ini, kami akan menganalisis beberapa kasus konflik etnis di seluruh dunia, menelusuri penyebab, dampak, dan solusi potensialnya.

Memahami Konflik Etnis

Konflik etnis mengacu pada perselisihan dengan kekerasan atau tanpa kekerasan antar kelompok etnis mengenai masalah politik, ekonomi, atau sosial.

Konflik-konflik ini seringkali dipicu oleh persepsi diskriminasi, marginalisasi, dan kesenjangan. Politik identitas, yang menekankan keutamaan identitas etnis atau budaya dalam membentuk kesetiaan dan tindakan politik, sering kali memperburuk ketegangan ini.

Studi kasus

1. Genosida Rwanda: Salah satu kasus konflik etnis yang paling terkenal terjadi di Rwanda pada tahun 1994, ketika mayoritas Hutu menargetkan minoritas Tutsi dalam genosida yang merenggut ratusan ribu nyawa.

Konflik ini dipicu oleh ketegangan etnis yang sudah berlangsung lama, warisan kolonial, dan manipulasi politik, yang menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk.

2. Perang Balkan: Pecahnya Yugoslavia pada tahun 1990an mengakibatkan serangkaian konflik yang ditandai dengan kekerasan etnis dan pengungsian massal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun