Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Little Chief Goes to Barbershop

10 Januari 2019   10:47 Diperbarui: 10 Januari 2019   12:00 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tascha Liudmila Sang Penulis. Dok. Pribadi

Banyak orang mengira bahwa membuat buku untuk anak-anak sangat mudah. Itu adalah pendapat yang keliru. Justru menulis buku untuk orang dewasa yang jauh lebih mudah. Karena membuat karya yang sederhana sekaligus bagus, itu sama sekali gak gampang.

Buku 'Little Chief Goes to Barbershop' buat saya adalah contoh buku anak-anak yang sangat bagus. Ditulis oleh Tascha Liudmila seorang penyiar TV Berita Satu. Setiap halaman didominasi dengan gambar yang menarik. Ceritanya pendek dan dicetak dengan point size besar sehingga enak untuk mata.

Sangat sedikit buku anak-anak yang dibuat oleh penulis lokal. Dan ini adalah salah satu di antaranya yang bagus.
Sangat sedikit buku anak-anak yang dibuat oleh penulis lokal. Dan ini adalah salah satu di antaranya yang bagus.
Secara umum buku ini berisi nasihat dan dukungan pada anak-anak yang suka takut pergi ke Barbershop. Caranya menasihati sangat fun dan tanpa terkesan menggurui. Permainan rima menjadi senjata andalan penulis untuk mendekatkan diri pada pembaca ciliknya. Coba perhatikan akhir dari setiap kalimat. Gak mudah loh mencari rima dalam bahasa yang bukan bahasa ibu kita.

Cerita diawali dengan:

Little Chief woke up feeling dizzy
His head was heavy
He realized that his hair was too messy
So he asked his daddy
"Why does my hair look like a confetti?"

Di sinilah dilema dimulai. Si anak sebetulnya memang mau merapikan rambutnya tapi dia terlalu takut berhadapan dengan seorang tukang cukur. Dalam imajinasi anak-anak, seorang tukang cukur bersenjatakan pisau dan alat cukur yang suaranya mendenging di telinga sering kali membentuk karakter yang mengerikan..

Sang Ayah mengantarkan anaknya ke Barbershop. Bagaimana Si anak akhirnya berhasil mengusir rasa takutnya? Rasanya kalian perlu membacanya sendiri. Yang pasti Si Penulis mengakhiri ceritanya dengan kalimat yang tetap konsisten memakai rima:

"Daddy, look at the new me
I feel happy, i feel free
It's like I have some new energy
Goodbye confetti and hello breezy"

Keren, kan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun