Artikel yang ditulis oleh Thrio Haryanto ini terus terang sangat menarik perhatian saya. Karena itu saya mau membedahnya sedikit saja. Karena ceritanya luar biasa. Siapa pun yang ingin belajar storytelling, dapat memetik minimal 3 manfaat dari tulisan ini.
Pertama, bagian awal tulisan membuat kita jadi tau lebih banyak tentang Viking. Kita bahkan hanyut dalam cerita bagaimana orang-orang Viking yang begitu buas dan kejam tapi tetap mencintai kesusastraan. Kita jadi bertanya-tanya bagaimana sebuah perbuatan dikotomi bisa dijadikan sikap hidup dalam sebuah bangsa?
Kedua. Kita bisa belajar dari penulis ini bagaimana mencari bridging memanfaatkan time lapse. Setting tiba-tiba berubah menjadi jaman modern dengan penemuan-penemuan teknologi yang mengagumkan.Â
Sang Penulis memasukkan bridging tersebut secara mulus ke dalam cerita. Hebatnya lagi bridging tersebut tetep relevan karena masih menyebut viking sebagai benang merahnya. Berabad-abad perpindahan waktu sama sekali tidak membuat pembacanya merasa aneh.
Ketiga, kita bisa belajar bagaimana membuat surprise. Surprise adalah sesuatu yang ga disangka-sangka. Kalo gak surprise, itu namanya ketebak. Kalo ketebak pastinya jadi garing. Di artikel ini, surprisenya bukan cuma ada dan gak ketebak tapi surprisenya juga tinggi.
Salut dan angkat topi setinggi-tingginya buat sang penulis Thrio Haryanto