Beberapa hari lalu, saya menemukan sebuah artikel blog yang dibagikan teman saya di Facebook. Sebuah tulisan yang secara halus mengkritisi keinginan pemerintah untuk Swasembada BBM. Penulis artikel tersebut, menjelaskan secara tentang rencana untuk lepas dari impor minyak dengan mempercepat program Swasembada BBM, tapi juga menyertakan kritikan terhadap solusi tersebut. Tulisan tersebut dapat dibaca di sini.
Saya sendiri sudah beberapa kali membahas soal rencana kedaulatan energi dan lepas dari impor minyak. Bukan karena saya ingin menjadi toa pemerintah untuk program ini, namun karena saya percaya bahwa ini adalah cara yang terbaik untuk masa depan Indonesia.
Sebenarnya keinginan untuk kedaulatan energi bukan hanya keinginan pemerintah Jokowi saja, tapi ini adalah cita-cita yang diemban dari pemerintah yang dulu-dulu yang akhirnya berujung kepada cita-cita yang dikumandangkan para pendiri negeri ini. Cita-cita agar Indonesia lebih mandiri dan berdaulat telah disebutkan dalam Pembukaan UUD 45.
Lalu mengapa baru bisa ada jalan menuju cita-cita ini sekarang? Bukan seperti itu sebenarnya, jalan yang mulai terlihat nyata menuju cita-cita ini baru dapat dilihat oleh masyarakat sekarang ini. Megaproyek Pertamina pembangunan enam kilang akan memiliki akhir perealisasian impian ini.
Bila dilihat dari komentar-komtar pada link yang dibagikan oleh teman saya di Facebook, masih banyak juga yang bertanya, kenapa sih kita harus Swasembada BBM? Apakah yakin dengan produksi minyak dari negeri sendiri dapat memenuhi kebutuhan BBM domestik yang jumlahnya selalu bertambah itu?
Untuk menjelaskannya lewat tulisan mungkin akan terlihat biasa. Saya ingin mencoba menjelaskannya lewat  sebuah grafis sederhana. Karena menurut penelitian, visual yang bagus akan mempercepat pemahaman seseorang akan sebuah topik.
Kenapa Indonesia harus Swasembada BBM? Beberapa alasan utamanya silahkan cek info grafik yang sudah saya share di artikel ini.
Untuk alasan yang paling utamanya, ada di nomor 1.
Indonesia sudah seharusnya bisa Swasembada BBM dari dulu-dulu. Indonesia sudah saatnya untuk bisa terlepas dari kukungan impor minyak yang dapat menyebabkan devisa terkuras padahal dapat digunakan untuk keperluan pembangunan lainnya.
Swasembada BBM terwujud bila kebutuhan minyak domestik yang kira-kira 72 juta liter dalam setahun (kondisi saat ini) bisa terpenuhi. Dengan kondisi produksi yang ada sekarang tentu saja ini adalah hal yang tidak mungkin. Maka, dengan program pengembangan kilang dan pembangunan kilang baru, produksi minyak domestik seharusnya akan mencapai 2,2 juta barel per hari (ini berdasarkan proyeksi yang diberikan Pertamina).
Indonesia harus segera bisa Swasembada BBM. Masih banyak kebutuhan lain yang dapat digunakan dari biaya yang dikeluarkan hanya untuk impor minyak. Bayangkan betapa banyak perubahan yang akan terasa dari cadangan devisa yang banyak. Sudah tidak sabar rasanya menunggu itu semua segera terwujud.
(maaf bila infografik saya belum begitu bagus, semoga dapat membantu menjelaskan)
