Mohon tunggu...
Budi Aribowo
Budi Aribowo Mohon Tunggu...

acupuncturist & learn chinese herb medicine

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diagnosis Lidah (1) : Selaput Lidah (Serial Ringkas TCM)

13 Juli 2011   17:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:42 2807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada orang yang sehat selaput lidahnya relatif bersih. Dan selaput lidah yang kotor umumnya menggambarkan kemunduran maupun perkembangan yang-qi. Keadaan ini sering ditemukan pada sindrom pada sindrom panas-lembab ataupun sindrom panas yang-shi. Kerap dijumpai pada sindrom retensi makanan di lambung dan usus atau merupakan akumulasi phlegma (contoh phlegma pekat : dahak)

(2) Warna Selaput Lidah

Biasanya selaput lidah memiliki 3 warna : putih, kuning dan kehitaman. Dimana masing-masing dapat muncul secara sendiri-sendiri ataupun bersamaan. Untuk dapat membantu menegakkan diagnosa terhadap warna selaput lidah, hendaknya digabungkan dengan analisa terhadap tekstur dan bentuk lidah itu sendiri (akan dibicarakan pada tulisan lain)

(a) Putih

Selaput lidah yang berwarna putih umumnya dijumpai pada keadaan normal, sindrom luar/permukaan (biao) dan sindrom dingin (han)

(b) Kuning

Selaput lidah yang berwarna kekuningan banyak ditemukan pada sindrom internal/dalam (li) dan sindrom panas. Jika terdapat perubahan warna selaput lidah dari putih ke kuning maka hal tersebut menandakan bahwa faktor patogen telah ditransformasikan ke panas dan menyebar ke arah interior serta menunjukkan bahwa faktor patogen semakin panas.

(c) Hitam (Keabu-abuan)

Selaput lidah yang berwarna abu-kehitaman dan hitam keabu-abuan menandakan sindrom panas-internal atau sindrom dingin-internal yang berat. Melalui kelembaban selaput serta teknik diagnosis lainnya, praktisi dapat mengetahui sifat panas-dinginnya penyakit.

Sumber Bacaan :

Dasar Teori Ilmu Akupuntur. Sim Kie Jie. Grasindo. Jakarta. Cetakan II. November 2002.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun