HERAN, jauh-jauh ke tempat wisata kok jajan bakso atau makanan populer lainnya, seperti mi ayam, cilok, dan semacamnya.
Bukankah penganan serupa mudah ditemukan di tempat mereka berasal? Malahan, bisa memperolehnya di pedagang langganan yang sudah diketahui kelezatannya.Â
Bagusan mencari makanan khas dan terbuat dari bahan segar daerah setempat.
Pikiran-pikiran itu kemudian menjadi pendapat sinis yang melekat di kepala, saat melihat orang-orang mengerumuni penjual bakso di beberapa pantai yang saya kunjungi.
Akhir-akhir ini beberapa kali saya mengunjungi daerah pesisir. Â Berwisata tipis-tipis, sambil menemani kerabat mencari sampel penelitian di sekitar perbatasan laut dan daratan.
Tidak bermain air hingga bersantai menikmati pemandangan pantai sebagaimana pelancong lain lakukan.
Meski demikian, saya tidak melewatkan keindahan keadaan alam sekitar. Tetap menikmatinya. Selalu membuat foto-foto, yang kelak bisa menjadi ilustrasi cerita-cerita.
Tentu saja saya akan mencari makanan khas pantai. Biasanya seafood, kelapa muda, atau makanan unik lainnya. Bahan-bahannya lebih segar. Misalnya, ikan dan udang berasal dari laut sekitar pantai. Meski dengan olahan sederhana, dagingnya terasa manis. Lezat.
Berbeda dengan ikan bakar di tempat makan di Kota Bogor yang jauh dari laut. Dalam pengolahannya, ia memerlukan bumbu lebih kompleks agar mencapai kelezatan.
Maka, kerabat dan saya cenderung lebih mencari kenikmatan makanan khas daerah setempat. Bukan jajan bakso, mi ayam, cilok, dan sejenisnya. Rugilah! Jauh-jauh mengunjungi pantai kok jajan beginian?