BANGKALAN juga memiliki beragam menu sarapan yang menggoda selera.
Satu hidangan ini menjadi salah satu buruan ketika berada di Kabupaten di ujung paling barat Pulau Madura ini.
Saya masih mengingat rasa bubur gurih hangat, yang ditempatkan dalam belanga. Dijual atau disajikan dalam pincuk (wadah dari daun pisang),terbuat dari dengan sendok daun pisang.
Untuk mendapatkan bubur nasi tanpa topping, bahkan tak ditemukan bawang goreng dan seledri, ini haruslah berangkat pagi. Sebelum pukul enam pagi dagangan, biasanya, sudah habis.
Atau, nasi campur warung Amboina dan Ny. Lete. Di dalam nasi bungkus itu terdapat beragam lauk gurih dan tumis bihun. Sambalnya, juara.
Enak banget. Namun, porsinya lumayan banyak untuk menu sarapan. Cukup mengenyangkan.
Mungkin ada menu lainnya, seperti Tajin Sobih (bubur manis) dan Soto Tongkol. Menu tersebut belum pernah saya coba.
Ada satu menu sarapan yang kerap saya buru pada pagi ketika berada di Bangkalan.
Dari tempat menginap saya akan berjalan kaki menuju Pecinan, menyusuri trotoar, dan menemukan penjualnya di tempat pejalan kaki itu.
Hidangan tersebut sudah dibungkus atau lauknya dipilih oleh masing-masing pembeli, saya tidak begitu memperhatikan.