Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Ini Alasan, Kenapa Kafe Perlu Memutar Musik

8 Agustus 2025   06:08 Diperbarui: 9 Agustus 2025   08:42 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi Musik di Kafe (Foto oleh Kevin Bidwell dari pexel.com)

KEBINGUNGAN dan was-was menghadapi aturan royalti, sejumlah kafe dan restoran memilih tidak menyetel musik lokal. Memutar musik instrumental atau suara alam.

Suasana di sebagian kafe menjadi terasa sepi. Pihak kafe mengkhawatirkan penurunan jumlah pelanggan, akibat tiadanya musik hits yang disukai.

Kenapa kafe perlu memutar musik? Sedemikian besarkah peran musik di kafe dalam penjualan? Bagaimana posisi pentingnya?

Dalam artikel ini saya tidak mengupas sisi teoritis, tetapi pengalaman mengelola sebuah kafe di Jakarta Selatan dari 1999 hingga 2005.

Kafe tersebut merupakan semi fine-dining restaurant dengan bar dan live music. Faktor-faktor di bawah ini membuat ia disukai pengunjung:

  • Letak stategis.
  • Bangunan, eksterior dan interior.
  • Makanan minuman berkualitas yang sebanding dengan harga.
  • Pelayanan menyenangkan
  • Suasana (ambience) yang cozy (bikin betah) dan homy (akrab, serasa di rumah), yang terbentuk dari rasa enak dan nyaman, atmosfer, serta musik.

Bisnis kuliner yang terletak di Kebayoran Baru itu beroperasi Senin-Sabtu, dari pukul 10.00 pagi hingga 01.00 dini hari. Pada akhir pekan ditambah satu jam, meski seringkali melar sampai pukul 03.00 WIB.

Restoran menyediakan makanan minuman berkualitas, yang diolah menurut gaya western, oriental, dan Indonesian. Tak sedikit pengunjung kembali berkat makanan minuman.

Tentu saja, layanan prima kepada pengunjung sangat diutamakan agar membuat mereka merasa nyaman dan dihargai.

Kafe menempati bangunan dua lantai bergaya Bali. Atap dari alang-alang khusus didatangkan dari Pulau Dewata. Di dalam terdapat beberapa bale-bale kayu, atau tempat untuk lesehan dengan pemandangan ke luar.

Bar terletak di tengah ruangan, yang kemudian dipindah ke pinggir. Meja bar terbuat dari marmer dengan lampu di dalamnya. Eksotis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun