Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesederhanaan yang Tidak Dapat Disembunyikan

15 Maret 2023   19:59 Diperbarui: 15 Maret 2023   20:06 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ruang tidur merangkap tempat jualan (dokumen pribadi)

Semua harta terlihat jelas di ruang seluas kira-kira 3x3,5 meter persegi. Separuh menjadi kamar tidur. Selebihnya adalah tempat berjualan.

Agar kadar tinggi kolesterol dan trigliserida turun, maka saya harus disiplin dalam pola makan. Termasuk perihal jajan. Suka tidak suka saya menjauhkan pandangan dari, di antaranya: penjual mi ayam, bakso, daging dalam kuah, nasi putih/lontong, dan gorengan.

Iya, gorengan! Itu penganan yang bertebaran di sekitar rumah. Tiap melintas di depan satu penjual gorengan saya hanya bisa mengucap halo.

Lantas pedagang tersebut menyeru, "nyaneut yeuh!" (ngemil, yok!).

Berhubung tidak tega, saya mampir. Mengambil sekerat tempe goreng berselimut tepung. Lima potong dibungkus, rencananya diberikan kepada ibu pemungut botol plastik dan kardus bekas di bak sampah. Kemudian memesan segelas kopi seduh yang akan menemani saya menulis artikel ini.

Bu Nti, demikian para langganan memanggil, menyewa bagian depan dari emper mobil yang disekat dengan papan tripleks. Semua harta terlihat jelas di ruang seluas kira-kira 3X3,5 meter persegi. Separuh menjadi kamar tidur. Selebihnya adalah tempat berjualan.

Tidak ada dinding penahan selain pagar besi. Di balik tirai cokelat, orangtua tunggal itu beserta putranya yang kelas 3 SD tidur di selembar kasur tipis. Pada malam-malam yang beku tentu saja gorden tidak mampu menahan terpaan angin dari arah lapangan.

Etalase kaca di atas meja beralih fungsi jadi lemari menyimpan bahan pangan hingga gelas. Di satu sudut menggeletak ember berisi pakaian kotor.

Pertanyaannya, dari mana ia mendapatkan air bersih?

Sementara di ruangan itu tidak terlihat meter dan instalasi air. Cuma meteran PLN dengan satu lampu. Teka-teki tetap menggantung di dalam kepala. Saya tidak sanggup mengekspresikannya.

Setelah gorden, di lantai terhampar kompor, tabung gas, penggorengan, dan alat masak. Sekilas tertutup oleh meja tempat menaruh dandang isi nasi uduk, wadah bihun goreng, dan keler berisi kerupuk. Donat, tempe, bakwan/bala-bala, risoles, pisang goreng dipajang di meja sebelahnya.

Menempel pada pagar besi terletak dua kursi lipat (joknya sudah mengelupas) untuk pembeli yang makan di tempat. Di salah satu kursi kemudian saya duduk berlama-lama.

Hanya ada kesederhanaan yang tidak dapat disembunyikan. Semua isi ruangan tampak jelas, kendati sebagian tertutup gorden. Itulah "kekayaan" Bu Nti. Tidak seperti horang kaya yang pamer kekayaan demi memperoleh pengakuan sosial, Bu Nti tidak sempat menyombongkan benda konsumsi yang mencolok. Lha wong tidak punya!

Kekayaan, tepatnya harta benda dimiliki Bu Nti tampak jelas, sekalipun tanpa dipamerkan. Suatu kesederhanaan yang tidak dapat disembunyikan dari pandangan mata publik.

Saya percaya, masih ada orang-orang di luar sana yang berada di strata sosial seperti Bu Nti. Bahkan dalam keadaan lebih sulit. Berapa jumlahnya? Biarlah mereka yang pandai akan menghitungnya.

Jadi, masih ingin pamer kekayaan?

Bu Nti berusaha membuat keadaan lebih nyaman dengan memutar lagu-lagu nostalgia. Dari telepon pintar dan pengeras suara mini terdengar nyanyian melengking. Bikin galau. Membuat langit mendung makin murung.

Yang ku pegang hanya kata
Bukan janji-janji indah yang membuat aku lupa diri
Tatapanku kian jauh
Ku harapkan bayanganmu tapi tiada kunjung jua
(Sebagian lirik lagu "Yang Kunanti" -- Inka Christie dikutip dari kompas.com).


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun