Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Refleksi Setelah 2 Kali Terkena PHK

21 Februari 2023   21:05 Diperbarui: 23 Februari 2023   03:01 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi karyawan terkena PHK. (sumber: pixabay.com/Mohamed Hassan)

Apes betul. Dua kali mengalami pemutusan hubungan kerja. Dua kali itu pula mesti bermanuver agar tetap dapat melanjutkan hidup.

Pertama, perusahaan tempat saya bekerja ambruk seiring dengan terjadinya krisis moneter 1998. Pegawai di-PHK tanpa dokumen pun pesangon cukup.

Untuk beberapa bulan sesudahnya masih anteng sambil mencari pekerjaan. Ah, rupa-rupanya tidak sedikit perusahaan yang juga kolaps selama periode krisis. 

Kemudian bulan berikutnya panik. Menyusup pertanyaan ke alam pikir, bagaimana bisa bertahan dengan uang tabungan yang kian susut?

Saya mengambil keputusan cepat. Berpindah haluan! 

Menyimpan kemeja lengan panjang berikut dasi dan menguncinya di lemari. Menggantinya dengan kaos dan celana pendek.

Mengolah pisang tanduk, meses, dan kulit lumpia. Menggoreng dalam jumlah cukup. Membawa mereka ke Lapangan Parkir Timur Senayan (sekarang Gelora Bung Karno). Lalu di bagasi sedan hatchback saya memajang pisang cokelat.

Dalam perkembangan selanjutnya, seorang pesohor zaman itu mengajak saya mendirikan kafe tenda. Saya menukar sedan dengan kendaraan lebih murah. Selisihnya untuk investasi dan modal kerja kafe tenda sederhana.

Berjualan penganan di mobil dan mengoperasikan kafe tenda adalah pengalaman awal bisnis kuliner.

Kedua. Sekian tahun kemudian kembali di-PHK dari sebuah perusahaan tata boga bersama seluruh pegawai. Semua saham dibeli oleh pemilik baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun