Seorang sahabat merasa pusing sembilan keliling, bukan lagi tujuh. Betapa tidak? Ia tidak hanya mengalami cinta segitiga, namun segilima.
Lho kok begitu?
Sebutlah sahabat itu bernama Rudolfo, seorang pria lajang matang telah mapan. Dalam arti, sudah memiliki pekerjaan tetap. Kepala Rudolfo pening, memikirkan hubungan dengan pacar-pacarnya.
Hah? Iya, banyak! Lebih dari satu kekasih yang ia miliki. Bukan dua sehingga layak disebut cinta segitiga. Ada 4 (terbilang: empat) wanita cantik yang menjadi kekasih Rudolfo! Maka kisah kasih bersengkarut di antara 5 insan berbeda kelamin. Cinta Segilima!
Gadis Kesatu adalah karyawati kantor sebelahnya. Beberapa kali bertemu di kantin, diikuti oleh kunjungan rutin ke rumah sang Gadis, membuat Rudolfo menyatakan cintanya. Ia gadis rumahan yang layak dipinang. Malam Minggu merupakan malam indah mereka. Tapi....
Muncul Gadis Kedua, yang kerap menggoda ketika pulang ke tempat kos. Iya. Gadis tomboy itu adalah putri tetangga sebelah. Penasaran, Rudolfo berkenalan.
Beberapa kali pertemuan membuat mereka akrab. Bahkan pada malam Minggu berikut, dua sejoli janjian di Tanamur (kalau tahu diskotik ini, berarti umurnya sudah banyak).
Malam Minggu di rumah pacar pertama hanya sampai jam sembilan. Rudolfo beralasan ada pekerjaan penting. Untuk meyakinkan bahwa ia pasti pulang, pria tampan itu meminjam payung.
Namun taksinya melipir ke Tanamur, berjumpa dengan sang gadis tomboy. Rudolfo bersenang-senang, lupa dengan pacar pertama. Dua atau tiga gelas gin tonic benar-benar membuatnya lupa. Dua sejoli bercumbu mesra. Rudolfo mengumbar cinta kepada si tomboy.
Setelah pernyataan itu, Rudolfo semakin pandai bersiasat mengatur dua perjumpaan asmara. Juga semakin pandai bersilat lidah, mencari-cari alasan.