Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kiat Menghadapi Bos Memerintah bak Makan Cabai Rawit

2 Juli 2021   10:37 Diperbarui: 2 Juli 2021   10:37 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Andrea Piacquadio dari Pexels

Seorang kolega mendapat amarah dari bos, lantaran terlambat menemuinya di tempat lain yang berjauhan dengan tempat kerja. Ia patut mengeluh, karena sedang tanggung menyelesaikan pekerjaan sebelumnya yang diperintahkan oleh bos.

Situasi dilematik. Bila segera menemuinya, maka pekerjaan tidak selesai, terbengkalai lalu menjadi hambatan bagi kelancaran proses produksi selanjutnya. Jika menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas, berakibat kepada keterlambatan menemui bos.

Kemudian kawan itu semufakat dengan adagium "bos selalu benar" dan merasa bos laksana mitraliur, yakni senapan otomatis yang memuntahkan banyak peluru sekaligus. Rentetan perintahnya harus segera dilaksanakan oleh anak buah dengan hasil instan. Sedangkan untuk menghasilkan itu dibutuhkan proses dan pemahaman atas prosedur.

Usaha yang biasa dijalankan oleh para pegawai, merupakan bidang baru bagi bos atau atasan tersebut. Sementara itu, ia adalah kekuatan kapital yang telah mengambil alih perusahaan beserta seluruh karyawan. Ia pemodal yang juga menjabat Direktur Utama.

Sebelumnya, ia menjalankan usaha yang sama sekali tidak terkait dengan bisnis sekarang. Secara manajerial, bisnis baru tidak berbeda dengan kegiatan usaha lain, tetapi terdapat soal sistem operasi spesifik yang seyogianya dipahami. 

Singkatnya, siapa pun yang baru berhubungan dengan usaha tersebut, terlebih dahulu mesti melakukan orientasi. Pengenalan terhadap seluk-beluk proses kegiatan usaha.

Tidak mengherankan, pada awal kedatangan, atasan itu banyak memberikan instruksi dengan hasil yang --maunya-- instan, tanpa memahami proses. Ya otomatis para pegawai kelabakan, bahkan beberapa menjadi korban kemarahan.

Timbul diskrepansi. Satu sisi, karyawan mematuhi proses dalam bekerja. Sisi lain, bos menginginkan instruksinya harus segera dikerjakan dan/atau membuahkan hasil. Langsung terasa hasil. Langsung terasa pedas, seperti sedang menggigit cabai rawit. 

Pedasnya rawit sih enak, sambil menyumpali mulut dengan tahu baru digoreng. Lha bos? Mosok mulutnya disumpal?

Di dalam worklife, dunia kerja, ada saja keadaan di mana kita bersinggungan dengan atasan seperti sedang makan cabai rawit, memberikan rangkaian instruksi untuk dilaksanakan sekaligus dengan hasil instan diharapkannya. 

Saya belum pernah melihat pekerja yang multi tasking dalam satu waktu. Kalau melakukan banyak pekerjaan secara simultan dalam sebuah periode waktu, banyak orang yang mampu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun