Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kacamata Ambyar dan Solusi Segar

25 Juni 2021   10:03 Diperbarui: 25 Juni 2021   10:21 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kacamata Rp 30 ribu dengan lensa dan frame plastik adalah dokumen pribadi.

Betapa kesal, ketika kacamata kesayangan jatuh berantakan. Mau mengganti dengan yang baru, harganya lumayan. Beli yang murah, daya tahannya diragukan. Mesti piye ini?

Kamis pagi kemarin, sebab meletakkan secara sembrono, maka satu-satunya kacamata terjatuh. Ambyar. Tanpa kacamata baca, susunan huruf menjadi mblobor, atau pecah dan buram tidak bisa dieja. Termasuk tulisan di telepon genggam, kendati sudah disetel pada font ukuran terbesar.

Sontak, kegiatan membaca, menulis, dan berinteraksi melalui aplikasi pesan, terhenti. Sepi.

Tidak mau larut dalam penyesalan diri, segera saya berangkat ke toko kacamata terdekat. Setelah tiba di toko optik kecil, saya mengutarakan permasalahan. Juga menunjukkan kacamata ambyar kepada satu-satunya penjaga, seorang anak muda.

Pemuda pemilik gerai, menawarkan beberapa pilihan:

  1. Kacamata siap pakai berharga Rp 30 ribu dengan lensa dan frame plastik.
  2. Paket kacamata rakitan (lensa plastik, kualitas lebih bagus dari pilihan pertama), lengkap dengan gagang dan lensa yang mesti dibuat terlebih dahulu, seharga Rp 90 ribu.
  3. Mengganti dengan lensa baru jenis supersin terbuat dari beling, yang akan dipasang pada frame lama.

Opsi ketiga ditawarkan karena anak muda ramah itu menilai, bahwa yang pecah adalah lensa kaca, sedangkan gagang tempat bertengger kaca masih bagus dan kekar.

Jadi dengan existing frame, saya cukup membayar lensa dengan mutu sejenis. Harganya antara Rp 500 hingga 700 ribu, tergantung keadaan sesuai pemeriksaan mata dengan menggunakan perangkat elektronik.

Saya tercengang sekaligus senang. Pilihan ketiga merupakan solusi yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya. Bahkan tidak sekalipun ditawarkan oleh pemilik optik sebelumnya.

Ya. Sekian tahun lalu, saya sempat mengganti kacamata pada sebuah gerai di mal. Pemiliknya menyarankan agar membeli frame baru, selain ganti lensa. Menurutnya, gagang lama sudah jelek tidak patut digunakan lagi.

Terpengaruh oleh bujukan, saya menyetujui penggantian dengan harga yang lumayan menguras dompet. Hampir setara dengan kacamata lama.

Wanita pemilik toko optik di mal itu menawarkan pembelian produk secara paket, tanpa pilihan lain. Boleh jadi, upaya tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan penjualan. Wanita ayu itu demikian persuasif kepada saya dalam pengambilan keputusan.

Sah-sah saja. Mungkin, orang tua tunggal itu menerapkan prinsip menurut Kotler: penjualan adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi-pribadi, serta dipersuasikan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang ditawarkan (dikutip dari: Rogi Gusrizaldi dan Eka Komalasari dalam Jurnal Valuta Vol 2 No 2, Oktober 2016, 286-303).

Tidak sampai dua bulan, kacamata baru lenyap entah di mana. Namanya juga lupa, ya pasti tidak ingat. Bagusnya, kacamata lama tersimpan dengan cermat, meski disebut buruk oleh wanita pemilik toko optik. Kacamata lama saya gunakan lagi, sampai saat terjatuhnya dan ambyar.

Anak muda pemilik toko optik kecil, tempat saya akan mengganti kacamata, sedikit berbeda pendapat dengan wanita pemilik toko optik di mal. Pria muda itu menawarkan solusi menyenangkan bagi saya sebagai calon pembeli. 

Dalam berdagang, ia tidak melulu berorientasi kepada penjualan produk sebanyak-banyaknya. Akan tetapi memberikan pelayanan yang berlandaskan kepada manfaat bersama, pembeli maupun penjual.

Apa yang dapat dimanfaatkan atau dimaksimalkan, agar digunakan terlebih dahulu. Frame kacamata lama yang masih kekar dan dinilai layak, dapat dipasang lensa beling yang relatif berat dibanding yang terbuat dari plastik.

Artinya, saya hanya membeli lensa tanpa mengganti frame baru. Suatu penghematan signifikan bagi saya. Tahu sendiri kan, harga gagang yang sesuai dengan lensa beling/kaca?

Pada sisi pedagang, keuntungan masih bisa diperoleh dari hasil penjualan lensa supersin, kendati perputaran persediaan frame (turn-over) lambat. Namun ia mendapatkan reputasi atas pelayanan baik. Penjualan yang menawarkan jalan keluar bagi pelanggan.

Dengan demikian, kerangka berpikir itulah yang menarik perhatian saya untuk memilih opsi nomor tiga, yaitu membeli lensa baru jenis supersin terbuat dari beling, yang akan dipasang pada frame lama. Pemesanan itu butuh waktu, sehingga saya memerlukan kacamata sementara, dengan mengambil pilihan nomor satu: membeli kacamata siap pakai berharga Rp 30 ribu dengan lensa dan gagang plastik.

Meski kacamata baca ambyar, saya memperoleh solusi segar yang menggembirakan dompet.

Dalam jangka panjang, cara-cara pemasaran itu dapat menjadi menjadi ciri khas yang menguntungkan bagi toko optik kecil tersebut.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun