Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Pengakuan Dosa akibat Terseret Arus Pergaulan

27 Januari 2021   11:55 Diperbarui: 27 Januari 2021   12:14 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar mimpi oleh Claudio_Scott dari pixabay.com

Akhirnya, kenakalan pada masa lampau masih terngiang sampai detik ini. Bukan sebab bangga telah mengadali pejabat publik dan mengambil keuntungan darinya.

Bagaimanapun, anggaran Pemda adalah uang setoran pajak, iuran, atau apa pun hasil potongan keringat orang banyak. Duit rakyat.

Itulah yang menghantuiku pada malam-malam resah berpeluh gelisah.

Diary,

Aku merasakan penderitaan akibat dosa yang entah kapan berakhirnya. Aku hanya bisa meminta maaf kepada siapa pun pembayar pajak.

Aku berdoa agar diberikan cahaya yang menerangi gelapku. Atau, aku ingin menjelma berupa cahaya yang menghampiri cahaya suci-NYA, barangkali.

Diary,

Dengan ini aku sampaikan, tindakan korupsi adalah akibat pergaulan dengan orang-orang di perusahaan yang dalam setiap bisnisnya praktis berkolusi, pada kala itu.

Diary,

Walaupun aku tahu tidak akan dapat memupus dosa dan penderitaan, namun coretan ini sedikit melegakan.

Dan berjanjilah kepadaku agar tidak menceritakannya kepada siapa-siapa, kecuali kepada mereka di ruang hampa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun