Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Hindari 5 Hal Ini agar Bisnis F&B Bisa Langgeng

19 Januari 2021   08:57 Diperbarui: 20 Januari 2021   19:52 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Freepik/peoplecreations)

Tidak lupa, dipilih nama yang gampang diingat dan berkesan kuat agar mengundang orang untuk datang.

Selama test panel atau mencoba hasil masakan sebelum dijual, bakso dan mi ayam dalam porsi lengkap terasa enak di lidah. Lebih baik dibanding bakso dan mi ayam pada umumnya.

Saya merasa percaya diri dengan produk tersebut akan diterima pasar, sepanjang si pembuat konsisten dengan standar kualitas tersebut.

Tempat sudah tertata rapi, spanduk bertuliskan menu utama terpasang, menu tertempel di dinding, gerobak aluminium dilap, peralatan berada di tempat masing-masing, bahan dagangan tersusun dengan cantik, dan server alias peracik sudah siap di tempat.

Pada awal penjualan, pengunjung kebanyakan adalah kerabat, sahabat-sahabat, dan para kenalan pemilik usaha. Lama-kelamaan bermunculan pengunjung baru, yang penasaran dengan warung gres. Kelak didapat pengunjung tetap. Dibutuhkan kiat tersendiri untuk menjaga kesetiaan para pelanggan tersebut.

Gambar bakso dan mi ayam adalah dokumen pribadi.
Gambar bakso dan mi ayam adalah dokumen pribadi.
Setelah berjalan tiga bulan, bermunculan penggemar yang kemudian rutin membeli bakso atau mi ayam. Bahkan sebagian pembeli datang dari jauh. Sempat tenar, karena diliput oleh sebuah media lokal yang fokus kepada produk kuliner. Sebuah permulaan yang bagus.

Biasanya, usaha kuliner perlu waktu satu sampai satu setengah tahun untuk melewati masa kritis agar dapat menancapkan eksistensinya.

Saya tidak terlalu intens memonitor perkembangan. Sekian bulan sesudahnya saya tidak mendengar hal buruk tentang warung itu.

Tujuh atau delapan bulan setelah pembukaan, saya mampir ke gerai itu. Pemilik warung tidak kelihatan. Saya memesan satu mangkuk bakso dan satu mangkuk mi ayam. 

Selain rasanya segar dan gurih, saya doyan memakannya. Namun ada perbedaan rasa dibanding produk awal. Setelah saya wawancarai, peracik mengaku bahwa komposisinya berubah. Penurunan kualitas produk terjadi sejak pemilik warung tergoda iming-iming bisnis lain.

Perjalanan mengikuti pertemuan-pertemuan di Jakarta dan kota sekitar membuat wanita berusia matang itu jarang datang ke warung. Biaya operasional bisnis baru itu, sedikit banyak, telah menyedot keuangan warung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun