Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pentingnya Uang Kecil dalam Transaksi Tunai

24 September 2020   09:23 Diperbarui: 24 September 2020   09:26 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi uang kecil (dokumen pribadi)

"Mang, baso semangkuk gak pakai micin!"

"Entar rasanya gak bakal enak lho."

"Gak masalah, Saya membeli baso, bukan micin."

Setelah menandaskan baso segar dan enak, meski tidak dibubuhi bumbu penyedap tambahan, pembeli mengulurkan selembar uang kertas berwarna biru kepada Mamang penjual untuk menebus rasa kenyang itu.

"Waduh.... belum ada uang kembali. Maklum, baru buka."

Gambaran di atas kerap kita temui pada perdagangan yang masih menggunakan transaksi tunai. Sulit mendapatkan uang kembalian dari uang penukar barang.

Apakah dalam rangka membeli penganan, sebagaimana ilustrasi di atas, atau membeli barang di toko kelontong. Bisa dalam berbagai kesempatan dan tempat.

Untuk itu, pedagang, biasanya, akan meminta uang pas sesuai harga barang, yang mana belum tentu pembeli menyiapkannya. Ia juga akan berlarian ke sana kemari demi mencari uang kecil.

Butuh waktu relatif lama yang akan membuat pembeli menunggu dengan kesal. Bisa jadi pembeli akan membatalkan pertukaran, kalau barangnya bisa dikembalikan.

Kalau barangnya sudah masuk ke dalam perut? Menunggu sambil menggerutu adalah satu-satunya jalan. Jangan-jangan pembeli kapok untuk kembali lagi di lain waktu.

Dalam bisnis atau perdagangan yang masih mensyaratkan pemufakatan tunai, ketersediaan uang kecil untuk kembalian sangat diperlukan. Kurangnya, bahkan ketiadaan uang kecil, akan menimbulkan persoalan, baik bagi pedagang maupun pembeli.

Pedagang akan disibukkan dengan mencari uang kecil. Pembeli akan merasa kesal karena waktunya terbuang menunggu kembalian. Ujungnya, pembeli akan enggan berkunjung lagi.

Apalagi dalam bisnis kuliner. Rasa enggan datang sangat berpengaruh. Sekian banyak calon pembeli enggan datang lagi akan berisiko terhadap besaran penjualan.

Selama menjalankan usaha kuliner, dari yang berskala kecil hingga besar, Saya beranggapan, bahwa  penyiapan uang kecil amatlah penting untuk melancarkan transaksi.

Maka dari itu, berikut disampaikan beberapa kiat sekaligus manfaat berkenaan dengan penyediaan uang kembalian atau uang kecil:

  1. Mencadangkan setidaknya 10% dari perkiraan omzet hari itu. Cadangan tersebut nantinya diakui sebagai simpanan usaha pada penutupan perdagangan akhir hari.
  2. Menyiapkan uang kecil, dari satuan terkecil sampai dengan pecahan Rp 50 ribu. Jumlah masing-masing pecahan disesuaikan dengan pengalaman  pertukaran yang pernah dilakukan
  3. Menukarkan uang "besar" dengan uang kecil di Bank atau toko grosir langganan. Uang kecil berbagai pecahan biasanya selalu tersedia di dua tempat itu.

Dengan kesiapan itu, pebisnis siap melayani pelanggan dengan cepat yang dapat menambah kualitas pelayanan. Kualitas pelayanan menjadi salah satu komponen penting dalam meningkatkan kinerja usaha.

Jadi, meskipun sepele, penting melakukan penyiapan atau penyediaaan uang kecil untuk kembalian dalam usaha perdagangan yang transaksinya masih tunai.

Namun untuk skala usaha yang lebih besar, sebaiknya transaksi menggunakan fasilitas pembayaran elektronik, sesuai tuntunan zaman.

Semoga kiat sederhana ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun