Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Sentimental

13 September 2020   20:29 Diperbarui: 13 September 2020   20:31 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pria sedih. Gambar oleh sreza24595 dari pixabay.com

Berbuat baik merupakan investasi yang tidak akan merugikan

Bagiku ujaran itu adalah kebalikan dari kenyataan. Perbuatan baik yang telah Aku lakukan, bukan hanya sia-sia belaka, tetapi merugikan secara batin dan lahir.

Mengapa kerugian batin dan lahir, bukan lahir dan batin?

Baiklah, begini, dengarkan baik-baik.

Seorang sobat, namanya Nikolai , merengek-rengek meminta pekerjaan. Aku tahu Ia bukanlah orang yang tidak bisa apa-apa, tetapi sangat pandai, lebih pintar dari orang kebanyakan. Akan mudah menempatkannya di bagian apa saja. Bahkan untuk sekelas kantor cabang tempatku bekerja, kemampuannya akan melampaui kualifikasi.

Masalah terbesar terletak pada karakternya.

Pertama, Nikolai  adalah Don Juan sejati. Sedikit dikenalkan dengan jidat licin, alias wanita menawan, segera saja hidungnya kembang kempis, lalu menyosor. Perawakannya elegan, penampilannya flamboyan, tutur bahasanya amat memikat lawan jenis.

Kedua, ini yang parah, gaya hidup penuh perayaan membuatnya boros. Demi menopang kegemerlapan itu, Ia tak segan-segan menggunakan segala cara, termasuk menyelewengkan uang kantor, misalnya. Maka dari itu, lumrah jika Nikolai  tidak bisa bertahan lama di sebuah perusahaan. Dipecat karena perkeliruan dalam penggunaan uang kantor!

Sebagai sobat, Aku tidak tega untuk menolak permohonannya. Ia sudah lama menganggur.

"Nikolai , bisakah meninggalkan cara dan gaya hidup lamamu? Sebetulnya Engkau orang cerdas yang dibutuhkan oleh perusahaan manapun."

"Aku coba. Pada kenyataannya Aku sekarang telah jatuh terpuruk ke dalam jurang kesengsaraan, yang membuatku tak bisa lagi bergaya. Apalagi berdekatan dengan wanita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun