Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Menjelma Penyiar Radio Seraya Menunggu Godot

30 Juli 2020   14:18 Diperbarui: 30 Juli 2020   16:00 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh fancycrave1 dari pixabay.com

All we are is dust in the wind
All we are is dust in the wind
Dust in the wind
Everything is dust in the wind
Everything is dust in the wind

Sayup-sayup terdengar refrain "Dust in the Wind" dari Kansas menemani saya dalam merakit makalah, empat puluh tahu lampau. Lagu-lagu yang sedang hits pada tahun 1980-an diputar dari sebuah radio komunitas sebuah universitas negeri di Bandung.

Radio yang seluruhnya dikelola oleh mahasiswa aktif masih bertahan sampai saat ini, ditinjau dari eksistensi situs dan medsosnya.

Selain memutar lagu-lagu, radio komunitas itu juga mewartakan peristiwa di seputar kampus, kegiatan kemahasiswaan, ihwal seni-budaya, dan obrolan ringan tentang perkuliahan.

Alkisah sebuah radio komunitas difungsikan sebagai satu satu metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19, sehubungan dengan terbatasnya kepemilikan telepon seluler dan akses internet di kalangan siswa.

Adalah guru-guru Sekolah Dasar Negeri sebuah desa di Kabupaten Pekalongan mendadak menjadi penyiar sebuah radio komunitas demi menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya di kelas 5-6 selama 2 jam setiap harinya.

Menurut Kepala SD tersebut, siaran pelajaran melalui radio komunitas setempat berdasarkan pertimbangan, bahwa sebagian besar orang tua siswa tidak memiliki infrastruktur dan kesulitan menjangkau akses internet

"Saya bingung ketika saya tanya beberapa orangtua kenapa tidak bisa mengikuti, punya hp tapi bukan hp android, hp android punya tapi tidak ada aplikasi, pulsa habis. Beberapa wilayah sinyal tidak bagus. Caranya bagaimana?," ungkap kepala sekolah SD itu

Pandemi telah mengungkap adanya kesenjangan akses internet, sehingga mendorong kebutuhan agar koneksi internet berkualitas dianggap sebagai hak asasi manusia.

Radio komunitas bisa jadi merupakan inisiatif warga suatu daerah untuk menjalin komunikasi, bertujuan sosial dan nirlaba. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun