Setelah dihebohkan dengan legalitas minuman keras yang digagas pemerintah melalui presiden walaupun pada akhirnya gagal direalisasikan. Â Imbasnya DKI Jakarta terjadi perdebatan mengenai saham Bir yang dimiliki pemprov DKI.
Terjadi pergolakan antara legislatif dan eksekutif menyikapi saham yang dimiliki pemprov DKI ibaratnya dilepas sayang dipertahankan malu. Karena begitu besarnya nilai rupiah yang didapatkan.
Awalnya Presiden hanya fokus kepada empat daerah saja mengenai legalitas minuman keras yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanam Modal. Presiden Jokowi pada 2 Februari 2021. Di dalam lampiran ketiga nomor urut 31 tercantum industri miras mengandung alkohol khusus di Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Papua.
Begitu banyaknya penolakan dari berbagai penjuru tanah air akhirnya presiden membatalkan legalitas Perpres tersebut. Terlanjur heboh akhirnya mengungkap kembali cerita lama, ternyata Jakarta sendiri sudah lama menikmati keuntungan dari bagi hasil kepemilikan saham dari PT Delta Djakarta Tbk. Sebagai pemilik perusahaan Bir di DKI Jakarta.
Dari pembatalan legalitas Miras ternyata ada keuntungan yang didapat Anies Baswedan sebagai Gubernur Jakarta.
1. Visi Anies Saat Kampanye terealisasi
mengingat kembali visi Anies saat kampanye, singkatnya yang berbunyi "Jakarta kota maju dan beradab dengan seluruh warga merasakan keadilan dan kesejahteraan".
Dengan kuatnya dorongan untuk menjual saham Bir yang dimiliki DKI maka jika terealisasi menjadikan masyarakat beradab akan semakin mudah. Karena Bir salah satu yang merusak moral anak bangsa khususnya Jakarta jika saham dilepas mungkin melarang peredaran Bir atau minuman keras semakin mudah dilakukan.
2. Membuka Borok Pejabat DKI Jakarta
Dengan adanya kejadian ini maka akan terbuka ke media siapa sebenarnya yang tidak ingin melepas saham Bir yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta.
Dengan terbukanya borok pejabat nantinya akan menjadikan keuntungan bagi Anies Baswedan, karena dia akan terselamatkan dari praduga masyarakat yang menganggap dirinya tidak mau melepas saham Bir tersebut.
