Dalam menghadapi pandemic corona di Indonesia, pemerintah sebelumnya menganjurkan untuk melakukan 'social distancing' dalam setiap aktifitas sehari-hari.Â
Praktek ini sempat tidak efektif, karena masih banyak ditemukan penumpukan orang dimana-mana. Anjuran bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, dibeberapa tempat mulai berjalan. Namun masih saja ada beberapa tempat yang masih belum berjalan.
Usai ada pernyataan peniadaan mudik bareng, serta himbauan untuk tidak melakukan mudik lebaran, sebagian masyarakat mulai curi start mudik ke kampung halamannya.Â
Tentu saja kita berharap, masyarakat yang mudik lebih awal tersebut tidak terpapar virus corona dalam perjalanan pulang. Pemerintah pun terlihat panic, denga banyaknya masyarakat yang sudah 'colong start' mudik, tanpa memikirkan dirinya membawa virus atau tidak. Yang mereka pikirkan adalah di Jakarta sudah tidak ada kehidupan, dan memilih pulang kampung.
Dalam suasana yang serta tidak menentu ini, perlu kiranya informasi yang valid, obyektif dan bisa memberikan ketenangan. Masyarakatnya pun juga diharapkan tidak mudah panic, tidak mudah terprovokasi. Tingkatkan literasi, agar bisa mendapatkan informasi yang utuh.Â
Dengan meningkatkan literasi, kita jadi bisa punya pembanding informasi, sehingga kita tidak akan mudah terbujuk oleh maraknya hoaks dan provokasi di media sosial saat ini.
Tak dipungkiri, hoaks sempat merebak ketika corona mulai masuk ke negeri ini. Segala kebijakan pemerintah dianggap negative. Segala keputusan dianggap tidak tepat.Â
Masyarakatnya pun juga mudah tersulut emosi di media sosial. Yang terjadi akhirnya saling caci satu dengan yang lain. Padahal dalam kondisi seperti sekarang ini, yang dibutuhkan adalah ketenangan, agar kita bisa mendapatkan solusi yang komprehensif dalam menghadapi covid-19.
Setiap sore, sekitar jam 15.30 WIB, juru bicara penanganan covid-19 selalu menggelar konferensi pers tentang himbauan dan update pasien yang dinyatakan positif, meninggal dan sembuh.Â
Karena itulah, pemerintah sebelumnya menghimbau masyarakat untuk melakukan 'social distancing'. Beberapa hari kemudian berkembang lagi WHO menggunakan istilah 'physical distancing'. Artinya apa? Tidak hanya secara sosial yang dijaga, tapi juga secara fisik harus dijaga.
Tidak hanya secara fisik, kita jaga harus menjaga jarak dari segala yang bersifat negative. Segala konten negative terkait corona, sebaiknya kita hindari. Segala cacian makian terhadap pemerintah yang bernuansa kebencian atau politis, sebaiknya kita hindari.Â