Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merawat Solidaritas Kebangsaan dan Berlaku Adil kepada Siapapun

6 Maret 2020   07:46 Diperbarui: 6 Maret 2020   07:46 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negara dengan berbagai macam keragaman suku, budaya, agama dan bahasa. Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan nilai kearifan lokal. Keberagaman itulah yang membuat Indonesia tumbuh dan berkembang seperti sekarang ini. Terlebih nilai kearifan lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua, mempunyai semangat menghargai, menghormati dan merangkul, tidak saling membenci atau menguasai.

Namun seiring berjalannya waktu, seringkali kekayaan keberagaman itu dipersoalkan oleh kelompok intoleran yang ada di Indonesia. Keberagaman dianggap sebagai sebuah kesalahan, karena tidak sesuai dengan mayoritas masyarakat Indonesia yang beragama muslim. Padahal, dalam Islam sendiri pun tidak pernah mempersoalkan keberagaman itu. Islam justru mengajarkan untuk saling berinteraksi, saling menghargai dan menghormati.

Kelompok intoleran, seringkali membenturkan segala halnya dengan nilai-nilai agama yang mengatasnamakan Islam. Bahkan, apa yang terjadi di negara luar, seringkali juga dibawa ke Indonesia untuk membangkitkan kelompok intoleran. Apa yang terjadi di Myanmar ketika itu, sempat menjadi polemik di Indonesia. Betul sebagai sesama manusia kita harus menghargai kemanusiaan, tapi bukan berarti kita bisa saling membenci, persekusi, ataupun melakukan tindakan terpuji atas nama agama.

Di Indonesia pernah terjadi konflik sektarianisme, yang berujung pada konflik agama. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi lagi. Meski tak dipungkiri, kelompok intoleran terkadang masih seringkali menyebarkan provokasi dan hoaks yang mengatasnamakan agama, yang bisa berpotensi memicu terjadinya konflik agama. Dan di tahun politik kemarin, sentimen SARA juga sempat dimunculkan yang bisa memicu terjadinya konflik sektarianisme.

Belakangan, di India terjadi konflik yang melihatkan masyarakat yang beragama Hindu dan Islam. Ada faktor lokal yang memicu terjadinya konflik tersebut. Sebagai seorang muslim, tentu kita hanya bisa mengecam. Pemerintah juga bisa mengingatkan, agar konflik tidak meluas kemana-mana. Yang bisa kita lakukan hanya sebatas itu, karena setiap negara punya aturan hukum yang berlaku.

Apa yang terjadi di India, bisa kita jadikan pembelajaran bersama, bahwa antar sesama manusia dengan latar belakang yang berbeda, semestinya tetap bisa saling berdampingan satu dengan yang lain. Kita semua perlu merawat solidaritas dan keberagaman yang ada di sekitar kita. Tak dipungkiri, potensi konflik di Indonesia bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Terlebih pesan kebencian dan provokasi masih saja terjadi di dunia maya.

Perlu sekiranya terus menguatkan solidaritas kebangsaan, agar kita bisa saling mengerti dan memahami satu sama lainnya. Karena keberagaman itu pada dasarnya anugerah dari Tuhan yang harus dijaga. Sebagai negara yang beragam, membangun solidaritas kebangsaan wajib dilakukan demi terciptanya kedamaian. Namun keadilan tak akan tercipta, jika kita tidak bisa berlaku adil kepada siapapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun