Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hilangkan Jejak Hate Speech dan Hoax di Media Sosial

7 Februari 2019   06:52 Diperbarui: 7 Februari 2019   06:56 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Browsing - cnbcindonesia.com

Pengguna internet di Indonesia jumlahnya terus mengalami peningkatan. Di awal 2019 ini, pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 175 juta orang. 

Ini artinya sekitar 65,3 persen total penduduk Indonesia (268 juta) sudah mengakses internet saat ini. Jumlah mengalami peningkatan dari survei Asosiasi Penyelanggaran Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017, yang mencapai 143 jutaan. 

Peningkatan jumlah pengguna internet ini, tentu tidak bisa dilepaskan dari pengingkatan jumlah pengguna smartphone di Indonesia.

Hal yang tidak bisa dilepaskan di era minelial ini adalah penyebaran informasi yang begitu cepat dan mudah. Internet terbukti telah mampu memberikan dampak positif bagi kepentingan umat. 

Namun, internet ternyata juga berpotensi memberikan dampak negative, jika digunakan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk kepentingan yang tidak baik. Salah satunya adalah penyebaran informasi yang menyesatkan di media sosial. 

Informasi bohong (hoax) dan ujaran kebencian (hate speech). Perpaduan keduanya terus berkeliaran di jagad maya, dan menjadi hal mengkhawatirkan. Karena perpaduan keduanya tidak hanya bisa berpotensi memunculkan kesalahpahaman dan konflik, tapi juga berpotensi menguatkan bibit radikalisme di Indonesia.

Dari banyak pengakuan mantan pelaku terorisme saat ini, mereka mengenal radikalisme melalui media sosial. Hal ini wajar karena kelompok radikal memang begitu masif menebar provokasi di media sosial. 

Pola ini nampaknya diadopsi oleh oknum-oknum tertentu di tahun politik. Mereka yang mencari keuntungan dibalik pesta demokrasi ini, sengaja membuat masyarakat bimbang dan galau dengan menyebarkan informasi hoax dan ujaran kebencian. 

Tujuannya jelas, untuk menaikkan elektablitas paslon yang didukung dan menjatuhkan elektabilitas paslon lawan. Dan ironisnya, masih rendahnya literasi media di kalangan masyarakat, membuat budaya sharing sebelum saring itu masih terus terjadi.

Pada titik inilah diperlukan pengawasan yang kuat. Bukan dari siapa-siapa, tapi dari kita semua. Mulai elemen masyarakat yang paling rendah hingga presiden. Mulai remaja hingga dewasa. 

Semuanya harus berkomitmen melawan hoax dan hate speech di dunia maya. Karena apa yang terjadi di dunia maya, bisa dengan muda menjalar ke dunia nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun