Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlunya Meneladani Rasulullah SAW di Era Milenial

20 November 2018   18:16 Diperbarui: 20 November 2018   18:27 4799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjunjung Perdamaian - jalandamai.org

Memang era Rasulullah SAW sudah terjadi jauh sebelum generasi milenial ada. Namun keteladanan Rasulullah masih bisa dijadikan panutan hingga saat ini. Segala ucapan dan perilaku Nabi masih relevan dengan yang terjadi di era yang jauh lebih modern seperti sekarang ini. 

Di era milenial ini, kerukunan antar umat terus diganggu dengan merebaknya hoax dan ujaran kebencian. Padahal, Nabi tidak pernah mengajarkan atau memberikan contoh untuk saling membenci, memaki apalagi melakukan persekusi.

Banyak hal yang bias kita jadikan teladan dari diri Rasulullah SAW. Salah satunya adalah kesabaran yang selalu ditunjukkan. Ketika Nabi disakiti, tidak pernah sedikit pun ada niat untuk membalasnya. 

Dalam sebuah kisah diceritakan, ketika Nabi SAW melintas di rumah seorang wanita tua selalu mendapat ludahan wanita tersebut. Namun ketika Nabi mendengar kabar wanita tersebut sakit, Nabi justru mendatangi rumah wanita tersebut. Beliau justru mendoakan agar wanita tersebut cepat sembuh.

Hal yang dilakukan Rasulullah SAW ini tentu membuat semua orang terkaget. Bagaimana mungkin Nabi dating ke rumah orang yang selalu meludahinya dan mendoakan agar sembuh dari sakit. 

Singkat cerita, setelah kedatangan Rasulullah, wanita tua yang sedang sakit itu kemudian menyatakan masuk Islam, dan mengikuti segala teladan Muhammad SAW. Banyak orang yang meremehkan tentang sikap kesabaran ini. Namun kesabaran ini sejatunya bias dijadikan landasan di era milenial seperti sekarang ini.

Di era milenial seperti sekarang, sulit sekali menemukan orang yang begitu sabra seperti yang ditunjukkan oleh Rasulullah. Terlebih ketika orang tersebut telah terprovokasi oleh berita hoax dan pesan kebencian. 

Untuk urusan politik saja, seseorang bisa saling membenci. Apalagi untuk urusan keyakinan, bisa saling persekusi ataupun intimidasi. Kondisi inilah yang terjadi di era milenial seperti sekarang ini. 

Hanya karena terprovokasi informasi di media social, amarah warga tak tertahankan dan dilampiaskan dengan cara membakar tempat ibadah. Kejadian di Tanjung Balai, Sumatera Utara itu, tentu membuat kita semua geleng kepala.

Meski era milenial memberikan kemudahan bagia siapa saja untuk mendapatkan informasi yang valid, kenyataannya budaya literasi dan cek ricek di tingkat masyarakat masih lemah. 

Akibatnya, ketika provokasi tak terjadi, keramahan masyarakat mendadak berubah menjadi amarah yang tak terkendalikan. Padahal, jihad yang sesungguhnya adalah mengendalikan hawa nafsu. Di era sekarang ini, nafsu terus diumar dan masyarakat membiarkan dikendalikan oleh amarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun