Saat ini, perkembangan informasi begitu pesat. Hanya dalam hitungan detik, informasi dari belahan negeri manapun bisa langsung diakses di tempat lain. Kecepatan informasi terkadang belum tentu juga diikuti keakurasian. Oleh karena itulah, cek ricek informasi perlu  dilakukan agar kita bisa mendapatkan informasi yang valid. Kenapa hal ini penting?
Karena perkembangan informasi dan teknologi, juga ikut dimanfaatkan untuk menyebarluaskan hoax, atau informasi yang menyesatkan. Lihat saja media mainstream akhir-akhir ini. Banyak sekali ditemukan berita hoax, yang sengaja dimunculkan untuk menimbulkan kepanikan. Ketika kepanikan itu muncul, terkadang akal sehat masyarakat menjadi hilang. Dan pada titik inilah baru kita rasakan, ketika sikap kritis itu absen, ternyata bisa berdampak buruk bukan hanya pada diri kita, tapi juga pada masyarakat.
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang penuh dengan keberagaman. Konsekwensi dari keberagaman itu adalah, memiliki adat istiadat yang berbeda, bahasa yang berbeda dan agama yang berbeda pula. Persoalannya, di era yang serba modern ini, muncul segelintir oknum yang selalu mempersoalkan keberagaman itu. Keberagaman itu dinilai tidak tepat, dengan alasan mayoritas minoritas. Dalam perkembannya, mayoritas masyarakat Indonesia beragama muslim. Itu fakta yang tidak bisa dibantah. Tapi bukan berarti pihak mayoritas bisa semaunya kan? Di Indonesia juga ada pemeluk agama lain, juga ada penganut aliran kepercayaan. Mereka semua adalah manusia, yang juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan pemeluk agama muslim.
Saat ini, sentimen SARA seringkali dimunculkan, karena isu politik terus memanas. Apalagi, sebentar lagi Indonesia akan memasuki tahun politik. 2018 sebagian daerah di Indonesia menggelar pilkada serentak. Dan di tahun 2019, Indonesia kembali akan memilih presiden dan wakil presiden. Pada tahun politik inilah, sikap kritis ini perlu dibangun. Kenapa? Biasanya, di tahun politik akan banyak orang mengobral janji, banyak orang saling meyakinkan untuk memilih pasangan, tapi tidak jarang juga yang mencoba saling menjatuhkan, saling menghujat, dan saling intoleran satu dengan yang lainnya. Informasi hoax diperkirakan akan semakin berseliweran. Karena itulah, jangan anggap remeh sikap kritis. Karena melalui sikap kritis inilah, akan menjadi sistem filter pada diri kita dan lingkungan tempat tinggal kita.
Karena sikap ini menjadi filter, maka saringlah setiap informasi sebelum di sharing ke orang lain. Dengan menyebarkan informasi yang valid dan benar, secara tidak langsung kita juga ikut mencerdaskan orang lain. Dan masyarakat, diharapkan juga terus memelihara budaya kritis, budaya bertanya, dan budaya untuk meng-upgrade dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan. Di era milenial seperti sekarang ini, memahami teknologi informasi menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Kita juga harus adaptasi dengan perkembangan jaman, agar kita tidak ketinggalan jaman.
Mari kita saling mengingatkan. Jangan pernah menganggap bahwa bahwa bersikap kritis ini akan membuat kita semua pusing. Bersikap kritis justru mempunyai dampak positif bagi kita semua. Dengan bersikap kritis, kita tidak hanya terhindarkan dari informasi yang menesatkan, tapi juga bisa menangkap makna dan hikmah dari semua ciptaan Allah SWT. Kita akan senantiasia bersyukur, atas anugerah yang telah diberikan. Karena ternyata kita tidak ada apa-apanya dengan yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Karena itu, bersikap kritis akan menjauhkan kita dari sikap yang merasa benar sendiri. Sikap yang tidak pernah melihat indahnya toleransi dalam keberagaman budaya di Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI