Mohon tunggu...
budi prakoso
budi prakoso Mohon Tunggu... mari jaga kesehatan

seorang yang gemar berolahraga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melihat Kebhinekaan sebagai Anugerah

30 November 2016   06:32 Diperbarui: 30 November 2016   07:42 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedamaian Dalam Perbedaan - InfoKekinian.Com

Rencana aksi damai yang akan diadakan di sepanjang jalan Sudirman Thamrin, akhirnya batal, dan dipindah di lapangan Monas. Aksi menuntut agar Ahok ditahan ini, dinilai melanggar undang-undang jika dilakukan dengan cara mengganggu ketertiban umum. Pada titik ini patut diapresiasi. Kenapa? Para pihak mengedepankan dialog, untuk mendapatkan win win solusi. Para pihak yang awalnya bersikeras untuk menggelar sajadah di Sudirman Thamrin, kini mulai mengerti dan mau bergeser ke lapangan monas.

Jika dialog ini diterapkan di semua lini kehidupan, tentu hasilnya akan berbeda. Akan selalu tercapai win-win solusi, jika terjadi perselisihan. Kebhinekaan bukanlah sumber perpecahan. Kebhinekaan harus disikapi sebagai anugerah jika tidak ingin berubah menjadi ancaman. Konsekwensi dari keberagaman adalah perbedaan itu sendiri. Dan permasalahan yang muncul di daerah dan kota besar, banyak terjadi karena perbedaan pendapat, perbedaan pendapatan, perbedaan ideologi, dan masih banyak perbedaan lainnya.

Jika perbedaan pendapat di level masyarakat, jika tidak segera ditemukan solusi bisa lepas kendali dan berpotensi menimbulkan konflik. Primordialisme juga diperkirakan bisa terus menguat, jika masih ada ketimpangan antar daerah. Tak heran jika ada saja daerah yang ingin merdeka, karena persoalan tidak meratanya pendapatan. Semestinya, kita memang tidak hanya berpikir kedaerahan yang sempit. Jika hal ini terus dilakukan, tentu akan menjadi ancaman tersendiri, bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Sebaliknya, jika keberagaman itu dipandang sebagai anugerah, negeri kita ini akan terlihat begitu indah. Indonesia yang terdiri 35 propinsi, yang terbentang dari Aceh hingga Papua, mempunyai lebih dari seribu suku. Bisa dibayangkan, banyaknya suku itu tentu mempunyai budaya dan adat istiadat yang berbeda. Dalam konteks Indonesia, mereka semua akan menanggalkan sikap kedaerahannya. Semangat sumpah pemuda masih bisa dirasakan hingga saat ini. Meski berbeda bahasa daerah, bahasa nasionalnya tetap bahasa Indonesia. Meski berbeda propinsi, mereka semua tetap berdiri di tanah yang sama, Indonesia.

Keberagaman suku ini tentu akan menjadi aset yang positif, jika kita mampu mengolahnya. Salah satunya tujuan pariwisata nasional akan terus meningkat. Jika banyak wisatawan yang datang, baik itu lokal main internasional, tentu masyarakat lokal juga yang akan mendapatkan anugerahnya. Geliat perekonomian akan berputar. Hal ini juga bisa mengurangi pengangguran di daerah. Namun jika perbedaan itu tidak pandai kita olah, geliat perekonomian tidak akan berputar, dan pandangan keindonesiaan tidak akan didapatkan.

Sekali lagi mari kita lihat perbedaan ini sebagai anugerah. Mari kita kedepankan dialog, jika terjadi perbedaan pendapat. Begitu juga dalam menyikapi perbedaan pandangan terkait kasus dugaan penistaan agama, yang saat ini masih diperbincangkan. Tidak perlu lagi ada pengerahan massa ke Jakarta. Karena proses hukum Basuki Tjahaja Purnama masih sedang berjalan, semestinya kita semua menghormatinya. Karena negeri ini diatur berdasarkan hukum, maka hukum harus menjadi panglima.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun