Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pembiaran, Wasit Pingsan Dipukuli Pemain

24 Januari 2012   19:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_157301" align="aligncenter" width="480" caption="illustrasi : karya @iwaniwe"][/caption] Salam fairplay buat football lovers pecinta sepakbola nasional. Mungkin kali ini PSK akan mencoba mengupas kembali sedikit-banyak tentang PT Liga Indonesia selaku operator liga di Indonesia (versi KPSI lah yaw), terutama mengenai kejadian-kejadian faktual akhir-akhir ini yang menyelimuti kelamnya sebuah nama PT Liga Indonesia.

Apa yang ditakutkan oleh semua pesepakbola profesional, terutama dalam hal permainan di lapangan? Tentu saja semua pemain selalu menjaga penampilannya agar tetap berjalan pada koridor fairplay, sehingga akan terhindar dari sanksi kartu kuning, kartu merah, maupun sanksi yang lebih besar lagi apabila memang kedapatan melakukan tindakan yang tiodak terpuji di lapangan dengan mendapat sanksi tambahan larangan bertanding dalam beberapa laga dan berupa denda. Sanksi seperti ini biasanya dijatuhkan karena adanya laporan dari pihak panpel pertandingan maupun pihak tim yang bertanding dan merasa dirugikan. Yang harus dicetak tebal adalah, apapun dan bagaimanapun proses pengaduan, pihak yang merasa dirugikan jangan sampai berharap akan diadakan pertandingan ulang maupun pembatalan hasil pertandingan, karena sanksi tidak berkompeten menangani hal tersebut yang mutlak sesuai dengan berjalannya waktu 2x45 menit.

Dalam laga lanjutan laga sepakbola Divisi Utama (gue nggak akan nyebut versinya siapa, tapi inisialnya adalah djoko driyono) antara tuan rumah Persitema Temanggung melawan tamunya, Persih Tembilahan terjadi hal yang sudah terulang untuk yang kesekian kalinya di tahun ini dan sungguh sangat-sangat memalukan, yakni baku hantam di lapangan hijau. Mungkin ingatan kita masih hangat dan belum lupa akan laga di ISL yang katanya “kompetisi bergengsi, sarat prestasi” (gengsi ngakuin kalo emang gk berbobot, mungkin tepatnya gitu) antara Arema melawan Persiram yang diwarnai bentrok, atau mungkin juga laga antara PSPS melawan Mitra Kukar yang diwarnai pemukulan terhadap pemain, atau juga laga PSMS Medan, dll. Pada intinya satu, bentrok dan terjadi sebuah pembiaran.

Untuk bentrok di laga ini lebih parah lagi jek, sampai terjadi hal yang sangat buruk menimpa wasit Ridwan Pahala yang menjadi pengadil lapangan di laga Persitema melawan Persih dalam laga lanjutan kompetisi (tepatnya kata BOPI itu turnamen, tapi gk tau juga jek koq tetep dicantumin sebagai liga) Divisi Utama yang induk organisasinya bernama KPSI (udah ada badan hukum atau notarisnya belum tuh organisasi?). Wasit menerima bogem mentah (belum direbus) dari salah seorang pemain Persih yang menganggap wasit berlaku curang karena meniup peluit (untung bukan niup sangkakala) tanda berakhirnya pertandingan, padahal menurutnya waktu pertandingan belum berakhir. Kekesalan para pemain Persih juga tak lepas dari dihadiahkannya tendangan penalti yang pada akhirnya menjadi satu-satunya gol dalam laga tersebut yang dimenangkan tuan rumah. Aparat yang tadinya sempat melerai pun tak dapat berbuat banyak karena para pemain sudah dalam kondisi liar terkontaminasi oleh emosi (dan terkontaminasi hawa panas KPSI, mungkin iya). Wasit pun akhirnya pingsan di tengah lapangan.

“Lantas apa maksud elo posting beginian Bup?”

Hmmz, gue kan sekedar mengingatkan aja jek, bahwa sepakbola yang digagahi oleh PT LI itu banyak sekali kejadian bentrok seperti ini, dan parahnya PT LI memang faktanya melakukan PEMBIARAN terhadap hal-hal yang menciderai semangat sportifitas ini. Mungkin orang juga sudah banyak yang tau bahwasanya turnamen yang digagas oleh PT LI ini memang tidak mempunyai Komdis. So, nikmati ajalah bila banyak sekali cacatnya, bahkan lama-lama ntar wasit juga bisa cacat karena dikeroyok pemain sampai babak belur. PT LI mungkin lagi dalam masa sibuk-sibuknya menjalankan Road Map KPSI untuk mengadakan KLB ilegal, jadi mana mungkin mengurusi hal seperti beginian, lebih penting mengurusi kudeta mereka daripada soal begini yang mereka anggap mungkin hanya sepele alias “itu sich derita loe”. Gue sich nggak ada masalah ya, mau sepakbolanya PT LI itu rusuh keq, mau jungkir balik keq, mau timnya ada yg sesumbar tahun depan jadi semifinalis LCA keq, bodo amatan lah, gue cuma kasian aja kalau wasit bisa kena getahnya gitu, dia kan cari nafkah. Sebagai penutup, mungkin kita simak saja quote dibawah ini :

“Inikah operator liga yang kalian harapkan mampu memperbaiki prestasi sepakbola Indonesia?”

*  * * * * * * * * * * * * * * * * *

~~{[[“P.S.K”]]}~~ Pengamat Sepakbola Koplaksiana “Terkoplak Mengabarkan”

Oleh : Bubup Prameshwara, SH (Specialis Humor) Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

[caption id="attachment_157302" align="aligncenter" width="336" caption="Pengamat Sepakbola Koplaksiana"]

13274350521153676918
13274350521153676918
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun